
Namun, kekhawatiran mengenai desentralisasi dan pendelegasian wewenang yang spesifik sesuai rancangan "Resolusi tentang sejumlah mekanisme dan kebijakan yang spesifik dan luar biasa untuk membuat terobosan dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan" yang disampaikan Pemerintah kepada Majelis Nasional menunjukkan bahwa masih banyak masalah yang perlu diselesaikan.
Kenyataannya, kewenangan untuk mengelola, merekrut, dan memindahkan guru saat ini tersebar di berbagai jenjang, sehingga menimbulkan tumpang tindih, lokalitas, dan kurangnya fleksibilitas. Rancangan Resolusi tersebut menetapkan bahwa Direktur Departemen Pendidikan dan Pelatihan (DET) diberi wewenang untuk merekrut, menerima, memobilisasi, memindahkan, dan memperbantukan guru, administrator pendidikan, dan staf di lembaga pendidikan negeri di wilayah tersebut.
Namun banyak pendapat yang menyarankan agar kewenangan rekrutmen di jenjang prasekolah, dasar, dan menengah dialihkan ke tingkat kecamatan agar proaktif dan dikaitkan dengan tanggung jawab kepala desa, sejalan dengan semangat penerapan pemerintahan dua tingkat, yaitu desentralisasi yang kuat sampai ke akar rumput dan daerah. Sebaliknya, jika dialihkan ke kecamatan, maka kekhawatiran akan kekurangan guru
Menilik tahun-tahun sebelumnya, rekrutmen guru di jenjang prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah berada di bawah kewenangan tingkat distrik. Sejak 1 Juli, ketika pemerintahan dua tingkat diterapkan, kewenangan dan cakupan Departemen Pendidikan dan Pelatihan telah jauh lebih luas dibandingkan sebelumnya. Pada saat yang sama, terdapat rekomendasi yang menyatakan bahwa ketua komune dan kepala sekolah memiliki hak untuk merekrut guru.
Mengingat banyak daerah selalu kekurangan guru dalam beberapa tahun terakhir, terlepas dari bagaimana penerapannya, tujuan utamanya tetap harus memastikan persyaratan "di mana ada siswa, di situ ada guru". Setiap sekolah, setiap komune, kelurahan, dan daerah memiliki persyaratan yang berbeda dalam perekrutan guru, sehingga mereka perlu diberdayakan untuk benar-benar merekrut tenaga yang sesuai dengan posisi pekerjaan dan strategi pengembangan pendidikan fasilitas dan daerah tersebut. Berdayakan perekrutan ke fasilitas dengan berani dan miliki mekanisme pemantauan dan manajemen yang transparan dan terbuka, serta tingkatkan akuntabilitas sehingga kepala sekolah bertanggung jawab untuk merekrut talenta bagi unitnya.
Jika kebijakan ini diterapkan, akan membawa banyak manfaat seperti mengatasi kekurangan guru, meningkatkan inisiatif bagi daerah dan sekolah, tetapi di saat yang sama, juga akan menimbulkan tantangan dalam hal transparansi, kapasitas rekrutmen, dan jaminan kualitas guru. Oleh karena itu, selain mekanisme pemantauan yang ketat, perlu dikembangkan seperangkat kriteria standar untuk setiap posisi jabatan, pelatihan kapasitas di tingkat kecamatan dalam memberikan saran tentang kebijakan pendidikan, serta kebijakan yang mendukung penuh guru untuk merekrut guru yang memiliki semangat, kapasitas, dan komitmen jangka panjang dalam karier mendidik masyarakat.
Sumber: https://daidoanket.vn/tuyen-dung-giao-vien-manh-dan-trao-quyen-cho-nguoi-dung-dau-co-so.html






Komentar (0)