Perjanjian transit gas antara Ukraina dan Rusia, yang ditandatangani pada tahun 2019, akan berakhir pada akhir tahun ini. Para ahli memperkirakan hal ini akan menjadi kerugian besar bagi Rusia—negara yang kehilangan pendapatan miliaran dolar akibat sanksi Barat.
Teknisi bekerja di stasiun pompa gas alam di Sayda, Jerman timur. (Sumber: AP) |
Sejak Moskow melancarkan operasi militer khusus di Kiev pada Februari 2022, Eropa telah mencari pasokan gas jangka panjang lainnya, termasuk Norwegia dan gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat.
Impor gas Eropa dari Rusia telah turun lebih dari 90%.
Gazprom membayar harga mahal ketika mengumumkan kerugian bersih sebesar $7 miliar pada tahun 2023.
Tahun lalu, Rusia mengekspor 14,6 miliar meter kubik minyak melalui Ukraina - turun hampir dua pertiga dari 41,6 miliar meter kubik pada tahun 2021.
Meskipun Presiden Putin telah menyatakan keinginannya untuk melanjutkan kesepakatan transit, Presiden Volodymyr Zelensky telah berjanji untuk mengeluarkan Rusia dari jaringan transit negaranya.
Sementara itu, di pihak Ukraina, pemerintah dapat kehilangan sumber pendapatan penting dan menambah ketidakpastian pasokan energi Eropa musim dingin ini.
Bapak James Hill, CEO MCF Energy (UK) berkomentar: “Presiden Ukraina Zelensky telah dengan tegas memutus ketergantungan terakhir pada Moskow dengan memblokir pipa gas.
Meskipun ini merupakan langkah kuat ke arah yang benar, hal ini juga menimbulkan tantangan besar bagi Eropa karena pasokan gas di kawasan tersebut bisa terancam.
Jumlah gas yang mengalir dari Rusia melalui Ukraina ke Eropa kurang dari 5% dari pasokan benua tersebut. Namun, tidak memperbarui perjanjian tersebut tidak hanya akan merusak posisi Ukraina sebagai jaringan pipa gas yang andal, tetapi juga menempatkan negara tersebut pada risiko kehilangan $800 juta per tahun dalam biaya transit.
Menurut Bloomberg , Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengatakan bahwa negaranya telah mengadakan pembicaraan transit dengan Azerbaijan, yang memasok gas ke delapan negara Eropa, tetapi belum ada proposal khusus.
Kesepakatan dengan Kazakhstan dan pemasok lain di Asia Tengah juga bisa menjadi pilihan yang layak, tetapi waktunya hampir habis.
"Baik Kiev maupun Eropa perlu mengambil pendekatan yang tegas sebelum dan sesudah kontrak transit gas dengan Moskow berakhir untuk memastikan keamanan dan stabilitas energi. Ini juga merupakan cara untuk melindungi diri dari pembalasan otoritas Rusia jika perjanjian tidak diperpanjang," tegas Bapak German Galushchenko.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/ukraine-cat-dut-su-phu-thuoc-cuoi-cung-vao-nga-moscow-ton-that-chau-au-them-lo-kiev-tim-cach-bao-ve-chinh-minh-286290.html
Komentar (0)