Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengumumkan korelasi antara catatan akademik dan nilai ujian kelulusan: Kejutan dalam matematika

(Dan Tri) - Kementerian Pendidikan dan Pelatihan baru saja mengumumkan tabel korelasi antara nilai ujian kelulusan dan nilai rata-rata mata pelajaran ini di jenjang sekolah menengah atas.

Berdasarkan data tabel korelasi catatan akademik - nilai ujian yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan , mudah terlihat bahwa semua mata pelajaran ujian memiliki koefisien korelasi positif dengan catatan akademik. Namun, tidak ada mata pelajaran ujian yang memiliki koefisien korelasi cukup kuat (>0,7), kebanyakan hanya berada pada tingkat rata-rata, kecuali matematika.

Dengan demikian, nilai rata-rata matematika untuk kelulusan SMA adalah 4,78. Sementara itu, nilai rata-rata matematika untuk kelas 10 adalah 6,7, 6,89 untuk kelas 11, dan 7,51 untuk kelas 12. Koefisien korelasinya masing-masing adalah 0,67-0,68-0,63.

Koefisien korelasi terendah pada kelas 12 menunjukkan bahwa skor akademik agak "virtual" ketika skor akademik rata-rata siswa secara nasional sangat tinggi tetapi skor ujian kelulusan rata-rata sangat rendah (<5).

Namun, matematika masih menjadi satu-satunya mata pelajaran dengan koefisien korelasi lebih besar dari 0,6. Semua mata pelajaran lain berada di bawah level ini. Ada beberapa mata pelajaran dengan koefisien korelasi yang sangat rendah dibandingkan dengan rapor sekolah, termasuk teknologi - industri, teknologi - pertanian , sejarah, dan geografi.

Berdasarkan tabel korelasi ini juga, simpangan baku dan simpangan absolut median dari nilai ujian kelulusan sekolah menengah atas secara signifikan lebih besar daripada nilai transkrip akademik.

Misalnya, nilai ujian kelulusan matematika memiliki deviasi standar 1,68, deviasi absolut mediannya adalah 1,35, tetapi angka dalam nilai rapor kelas 12 masing-masing adalah 0,45 dan 0,38.

Makin besar nilai simpangan baku, makin tinggi pula perbedaan skor ujian kelulusan matematika dengan kecenderungan menyebar ke dua arah, makin besar pula perbedaan skor antar kandidat.

Sementara itu, nilai rapor memiliki simpangan baku yang sangat kecil, menunjukkan "pengelompokan" dan tidak ada diferensiasi. Dengan kata lain, nilai rapor tidak menunjukkan perbedaan kemampuan antar kelompok siswa, dari yang baik, sedang, hingga yang lemah dalam matematika.

Patut dicatat, meskipun simpangan baku nilai matematika rendah, indeks mata pelajaran ini masih lebih tinggi daripada mata pelajaran lainnya.

Sastra merupakan mata pelajaran dengan diferensiasi terendah, baik dalam ujian kelulusan maupun rapor SMA. Simpangan baku nilai rapor hanya 0,31-0,36, yang menunjukkan diferensiasi yang buruk.

Kesenjangan yang besar antara nilai transkrip dan nilai ujian kelulusan dalam tabel korelasi yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan menimbulkan pertanyaan tentang keseragaman standar penilaian antara sekolah menengah atas dan ujian kelulusan nasional. Di saat yang sama, angka-angka di atas juga menimbulkan pertanyaan tentang legitimasi dan keadilan penggunaan hasil transkrip dalam penerimaan universitas.

Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/bo-gddt-cong-bo-tuong-quan-hoc-ba-va-diem-thi-tot-nghiep-bat-ngo-mon-toan-20250722112517258.htm