Menanggapi pertanyaan, "Apakah kecepatan makan memengaruhi kesehatan?", Dr. Sarah Berry menjawab bahwa makan dengan cepat tidak sehat dan dapat memengaruhi banyak aspek kesehatan. Dr. Sarah Berry menyatakan bahwa banyak penelitian telah menunjukkan bahwa makan dengan cepat meningkatkan risiko terkena diabetes, menurut Mirror .
Bukti dari penelitian
Beberapa studi epidemiologi telah menemukan hubungan yang signifikan antara makan dengan cepat dan timbulnya diabetes, menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS, Pubmed.
Makan terburu-buru tidak sehat dan dapat memengaruhi banyak aspek kesehatan.
Dua studi besar di Jepang yang melibatkan 2.050 pria paruh baya, yang diikuti selama 7 tahun, menyimpulkan bahwa kecepatan makan secara signifikan terkait dengan risiko terkena diabetes, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada berat badan.
Sebuah studi serupa, juga dari Jepang, meneliti hubungan antara kecepatan makan dan resistensi insulin pada 3.465 pria dan wanita paruh baya. Hasilnya menunjukkan bahwa makan dengan cepat secara bertahap meningkatkan resistensi insulin.
Studi besar lainnya, juga dari Jepang, menggunakan data pemeriksaan kesehatan penduduk tahunan, meneliti hubungan antara tingkat makan dan timbulnya diabetes pada 197.825 peserta, yang diikuti selama 3 tahun.
Hasil penelitian juga menemukan bahwa makan dengan cepat secara signifikan meningkatkan risiko terkena diabetes.
Sebuah studi kasus-kontrol yang dilakukan di Lithuania yang melibatkan 702 peserta melaporkan bahwa risiko terkena diabetes tipe 2 meningkat dua kali lipat pada orang yang makan lebih cepat, menurut Pubmed.
Selain itu, banyak penelitian menunjukkan bahwa makan dengan cepat meningkatkan risiko sindrom metabolik, yang terkait dengan diabetes.
Penelitian menunjukkan bahwa makan dengan cepat meningkatkan risiko terkena diabetes.
Dr. Berry juga menyebutkan sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan oleh seorang ahli jantung dari Universitas Hiroshima, Jepang, yang menunjukkan bahwa makan dengan cepat hampir menggandakan risiko sindrom metabolik, menurut Mirror .
Beberapa penelitian lain, khususnya sebuah penelitian Jepang yang diterbitkan dalam Journal of the American Heart Association, yang melibatkan 1.083 peserta yang diikuti selama 5 tahun, telah menunjukkan risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengembangkan sindrom metabolik pada orang yang makan dengan cepat, menurut Pubmed .
Namun, belum ada penelitian yang menunjukkan berapa lama seseorang harus mengonsumsi diet ini untuk mencegah risiko terkena diabetes. Oleh karena itu, penelitian yang lebih mendalam diperlukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah ini.
Tautan sumber






Komentar (0)