Profesor Yann LeCun, salah satu ilmuwan terkemuka dunia, akan berpartisipasi dalam diskusi "Implementasi Kecerdasan Buatan (AI) dalam Praktik" yang akan berlangsung pada 4 Desember di Hanoi. Ini adalah sesi diskusi ketiga dalam seri diskusi "Sains untuk Kehidupan", bagian dari Pekan Sains dan Teknologi VinFuture 2024.
Saat ini ia menjabat sebagai Wakil Presiden dan Kepala Ilmuwan AI di Meta, dan seorang profesor di Universitas New York, AS.
Yann LeCun (lahir tahun 1960 di Paris, Prancis) adalah salah satu pelopor di bidang pembelajaran mendalam dan jaringan saraf konvolusional (CNN). Ilmuwan Prancis ini mengembangkan model LeNet pada tahun 1990-an, model CNN pertama yang digunakan untuk pengenalan tulisan tangan.
Profesor Yann LeCun.
Saat ini, CNN telah menjadi alat penting dalam bidang visi komputer dan pemrosesan gambar, dan merupakan fondasi banyak produk dan layanan yang digunakan oleh perusahaan seperti Facebook, Google, Microsoft, Baidu, IBM, NEC, AT&T dalam pengenalan video , dokumen, foto, dan suara.
Ia juga mengusulkan model Deep Q-Network (DQN) pada tahun 2013. Ini adalah metode yang menggunakan pembelajaran mendalam untuk melatih sistem AI dalam memainkan gim video.
Profesor LeCun menerbitkan lebih dari 200 makalah tentang topik ini serta tentang pengenalan tulisan tangan, kompresi gambar, dan perangkat keras khusus untuk AI.
Pada tahun 2018, Profesor LeCun dan dua ilmuwan, Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio, menerima Penghargaan Turing - yang dianggap sebagai Hadiah Nobel di bidang Ilmu Komputer.
"AI dapat menjawab semua pertanyaan dan membantu kita dalam kehidupan sehari-hari. Suatu hari nanti, AI mungkin akan lebih pintar daripada manusia. Namun, kita tidak seharusnya merasa terancam oleh hal itu, melainkan harus merasa bahwa ada peluang untuk memanfaatkan AI demi kehidupan yang lebih baik. Bayangkan Anda memiliki tim karyawan cerdas yang menggunakan teknologi AI untuk membantu Anda bekerja," jelas Profesor LeCun.
Berbeda dengan kebanyakan peneliti di bidang ini, Profesor LeCun optimistis tentang masa depan AI dan potensinya. "Saya percaya pada organisasi dan lembaga penelitian yang akan memaksimalkan manfaat teknologi AI untuk selamanya. Kita perlu terus mengembangkan AI yang lebih cerdas, karena semakin cerdas AI, semakin aman pula AI tersebut," ujar Profesor tersebut .
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/giao-su-yann-lecun-cha-de-cua-ai-sap-sang-viet-nam-ar909728.html
Komentar (0)