
Pemain menuduh pelatih Shin Tae Yong melakukan penghinaan dan perlakuan tidak adil - Foto: Ulsan HD
Hal ini dianggap sebagai alasan utama mengapa ia kehilangan posisinya di Ulsan Hyundai Club. Hanya setelah 65 hari menjabat, masa jabatan pelatih Shin Tae Yong di Ulsan Hyundai (Ulsan HD), juara bertahan K-League 1, berakhir tiba-tiba pada 9 Oktober.
Perpecahan itu tidak hanya disebabkan oleh kinerja yang buruk (hanya 1 kemenangan/8 pertandingan, peringkat ke-10) tetapi juga berasal dari perselisihan internal yang mendalam dan tuduhan gaya manajemen yang ketinggalan zaman, yang menyebabkan pemberontakan pemain.
Menurut mantan CEO Kim Kwang Guk, masalah inti yang menyebabkan pelatih Shin dipecat adalah gaya manajemennya tidak sesuai dengan arah klub.
Pak Kim mengatakan ia menerima masukan dari para pemain tepat setelah sesi latihan pertama tentang Pelatih Shin yang menggunakan bahasa tidak sopan seperti "kalian". Selain itu, ia juga melakukan "kontak fisik" yang tidak perlu.
"Kami memperingatkan Pelatih Shin secara lisan dan tertulis untuk tidak menggunakan bahasa kotor atau melakukan kontak fisik," ungkap Kim. Beberapa pemain bahkan menyatakan skeptis, dengan mengatakan, "Apa sih yang diajarkan Pelatih Shin? Apa yang diajarkannya hanya untuk pemain muda dan siswa."
Puncak ketidakpuasan terjadi ketika sekelompok pemain veteran merasa diperlakukan tidak adil karena alasan profesional dan tidak menyapa pelatih saat berkunjung ke Tiongkok. Selain masalah manajemen, Pelatih Shin juga dituduh bermain golf saat pertandingan tandang, dan para pemain mengambil foto tas golfnya di bus tim, yang kemudian bocor ke media.
Menanggapi semua tuduhan tersebut, pelatih Shin Tae Yong dengan tegas membantahnya, dengan mengatakan bahwa sebagian besar informasi tersebut "dilebih-lebihkan dan tidak benar". Ia menegaskan bahwa filosofinya adalah untuk tidak pernah menyerang atau mengumpat pemain.
Ia mengakui telah memanggil para pemain dengan sebutan "anak-anak" dan menarik telinga mereka, namun itu merupakan tindakan niat baik, sama seperti yang dilakukannya di Indonesia.
Perpecahan memuncak setelah perjalanan ke Tiongkok. Para pemain mengadakan pertemuan tertutup dan hampir seluruh pemain mengangkat tangan untuk menyatakan keinginan mereka untuk tidak lagi bekerja sama dengan Pelatih Shin. Hasil ini disampaikan kepada CEO, yang berujung pada keputusan pemecatannya.
Pelatih Shin mengungkapkan rasa frustrasinya karena merasa "tidak memiliki kekuatan nyata" dan kecewa karena klub telah menghubungi para pemain sebelum memberi tahunya. Mantan pelatih Korea tersebut mengatakan bahwa alasan utamanya adalah "kurangnya pemahamannya terhadap klub". Di saat yang sama, ia secara implisit mengkritik pimpinan klub karena tidak mendukungnya.
Kegagalan ini telah mencoreng reputasi pelatih yang memenangkan Liga Champions Asia (ACL) pada tahun 2010 dan membantu tim Korea mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018. Shin juga membantah rumor bahwa ia akan kembali melatih Indonesia setelah tim tersebut hanya terhenti di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sumber: https://tuoitre.vn/hlv-shin-tae-yong-bi-to-xuc-pham-doi-xu-bat-cong-voi-cau-thu-20251015081125807.htm
Komentar (0)