Di penghujung sesi ujian ketiga ujian kelulusan SMA tahun 2024, Ibu Y Ve, seorang guru di TK Dak Tang (Kecamatan Kon Plong, Kon Tum ), merasa lebih lega dari biasanya. Pagi ini, beliau menyelesaikan ujian terakhir dengan suasana hati yang cukup lega.
Para kandidat dengan senang hati meninggalkan ruang ujian
Ibu Y Ve bercerita bahwa hampir 20 tahun yang lalu, setelah menyelesaikan program kelas 9, beliau mengikuti kelas menengah prasekolah. Setelah menyelesaikan program pelatihan tersebut, beliau diterima bekerja di prasekolah komune. Dalam beberapa tahun terakhir, untuk menstandardisasi dokumennya sesuai peraturan, Ibu Y Ve berniat mengikuti ujian kelulusan SMA, tetapi karena kesibukannya, beliau terus menundanya.
Tahun ini, putrinya mengikuti ujian kelulusan SMA. Didorong oleh putrinya, ia dengan berani meluangkan waktu untuk meninjau dan kemudian menyerahkan formulir ujiannya bersama putrinya. Mengajar membuat Ibu Y Ve sibuk sepanjang hari. Untuk mempersiapkan ujian, ia berfokus pada meninjau di malam hari selama berbulan-bulan.
Rumahnya berjarak hampir 40 km dari pusat distrik, sehingga putri Ibu Y Ve tinggal dan bersekolah di SMA Asrama Etnis Distrik Kon Plong. Oleh karena itu, ibu dan putrinya tidak dapat belajar bersama. Untuk hal-hal yang tidak dipahaminya, ia menghubungi putrinya, Y Tue, untuk meminta dukungan dan mempelajari lebih lanjut di internet. Dalam ujian kelulusan SMA tahun 2024, Ibu Y Ve akan mengikuti ujian dalam 3 mata pelajaran: matematika, sastra, dan geografi.
Pada hari pertama ujian kelulusan, guru TK berusia 37 tahun itu diantar suaminya dengan sepeda motor ke pusat distrik. Setelah beberapa jam berjuang di jalur pegunungan, pasangan itu akhirnya tiba di lokasi ujian.
Y Ve dan ibunya mengikuti ujian di tempat ujian yang sama.
Setelah membuat janji terlebih dahulu, Y Tue (kelas 12) sudah berdiri di gerbang sekolah menunggu orang tuanya. Sebelum pulang ke rumah untuk bekerja di ladang, suami Y Ve mengingatkan ibu dan putrinya untuk memeriksa dokumen pribadi dan pengumuman ujian agar tidak terjadi kesalahan. Ia juga tak lupa menyampaikan doa terbaiknya agar istri dan putrinya lulus ujian dengan nilai tertinggi.
Setelah bertahun-tahun ragu, suami dan anak-anak saya selalu ada untuk menyemangati dan menciptakan kondisi agar saya berani mengikuti ujian. Pada hari pendaftaran ujian, suami saya bangun pagi-pagi untuk memasak nasi lalu mengantar saya ke kantor kecamatan. Sesampainya di sana, ia hanya memberi tahu saya dan anak saya beberapa hal, lalu bergegas pulang karena sedang musim panen di rumah, jadi saya sangat sibuk. Berkat dorongan suami dan anak-anak, saya pun semakin kuat dan bertekad untuk menyelesaikan ujian dengan baik," ungkap Ibu Y Ve.
Karena rumahnya jauh dari lokasi ujian, Ibu Y Ve mendapatkan kondisi dan akomodasi yang menguntungkan tepat di lokasi ujian. Meskipun ibu dan putrinya mengikuti ujian di sekolah yang sama, mereka tinggal di dua asrama yang berbeda. Ibu Y Ve tinggal bersama 5 kandidat independen lainnya. Putrinya makan, menginap, dan belajar di sekolah bersama teman-temannya.
Setelah setiap pemeriksaan, ibu dan anak perempuan tersebut meluangkan waktu beberapa menit untuk bertemu dan menanyakan hasil tes. Y Ve dan putrinya juga tak lupa saling menyemangati untuk makan dan beristirahat secara teratur, agar kesehatan mereka tetap prima untuk menyelesaikan pemeriksaan.
Meski menyelesaikan 3 ujian tersebut tidak sesuai harapan, Ibu Y Ve sangat senang dan nyaman karena beliau sudah berusaha semaksimal mungkin.
Setelah menjalani operasi usus buntu, mahasiswi laki-laki dibawa ke lokasi ujian wisuda dengan ambulans
"Saya mengikuti ujian, selain meraih gelar, saya juga ingin memotivasi dan memberi contoh bagi anak-anak saya. Karena sesulit dan seberat apa pun hidup ini, kita tetap harus mengatasi kesulitan dan berprestasi dalam studi kita. Cepat atau lambat, belajar itu sangat penting dan perlu," ungkap Ibu Y Ve.
Bapak Bui Van Que, Wakil Kepala Sekolah Menengah Atas Asrama Distrik Kon Plong untuk Etnis Minoritas, mengatakan bahwa lokasi ujian memiliki 208 kandidat yang mengikuti ujian di 9 ruang ujian. Untuk lebih memotivasi para kandidat, selain mempersiapkan fasilitas dan kondisi layanan di lokasi ujian, unit tersebut telah merencanakan untuk menerima para kandidat di sekolah. Dengan demikian, akomodasi dan konsumsi di asrama akan disediakan, yang akan mendukung para kandidat selama ujian.
Menurut Bapak Que, pada ujian kelulusan SMA tahun ini, di lokasi ujian ini, terdapat dua pasang ibu dan anak yang mengikuti ujian bersama. Satu kasus adalah seorang ibu dan anak yang tinggal di distrik Kon Ray, dan kasus kedua adalah seorang ibu dan anak bernama Y Ve dan anaknya bernama Y Tue.
"Gambar seorang ibu dan anak yang sedang mengikuti ujian di sekolah sungguh indah dan mengesankan. Ini adalah contoh nyata dari usaha dan perjuangan mereka dalam mengatasi kesulitan belajar yang patut ditiru banyak orang," ujar Bapak Que.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/me-va-con-cung-thi-tot-nghiep-thpt-tai-mot-diem-truong-185240628151239583.htm
Komentar (0)