GĐXH – Setelah menggunakan stimulan, pasien menderita halusinasi dan paranoia serta memotong penisnya sendiri.
Pada tanggal 1 November, informasi dari Rumah Sakit Pusat Militer 108 mengatakan bahwa mereka baru saja menerima pasien laki-laki di rumah sakit dengan penis yang diamputasi selama 4 jam dan pendarahan di area penis.
Diketahui, setelah menggunakan obat perangsang, pasien mengalami halusinasi dan memutuskan penisnya sendiri.
Segera setelah masuk rumah sakit, para dokter memeriksa, mengevaluasi, dan memutuskan untuk menyambung kembali penis pasien yang terputus menggunakan bedah mikro. Teknik ini cukup rumit. Tim dokter multidisiplin dikerahkan untuk menyambung kembali penis pasien, termasuk spesialis di bidang: Andrologi, Kardiologi, Bedah Mikro dan Bedah Plastik, Gawat Darurat, Anestesi, dan Resusitasi...
Dokter bedah menyambung kembali penis seorang pria muda. Foto: BVCC.
Dokter bedah melakukan anastomosis uretra, korpus kavernosum, pembuluh darah, saraf, dan jaringan lunak (pembuluh darah, saraf penis, anastomosis kavernosus, dan akhirnya anastomosis uretra).
Operasinya sangat rumit karena pembuluh darahnya kecil dan lukanya bergerigi. Para dokter harus memotong dan menemukan pembuluh darah serta saraf berkali-kali. Setelah operasi mikro untuk menyambung kembali pembuluh darah, hasilnya adalah tunggulnya kembali hangat dan berwarna merah muda, yang merupakan tanda keberhasilan operasi.
Setelah operasi, kondisi kesehatan pasien stabil. Namun, pemantauan lebih lanjut diperlukan sebelum pasien dipulangkan.
Dr. Nguyen Van Phuc, Departemen Andrologi, Rumah Sakit Militer Pusat 108, mengatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa hampir 50% kasus amputasi penis disebabkan oleh amputasi diri sendiri saat pasien menggunakan stimulan, sisanya disebabkan oleh pemotongan orang lain karena kebencian atau kecemburuan, dan beberapa kasus disebabkan oleh kecelakaan.
Pria dengan perilaku seperti ini cenderung bertindak kasar, menyebabkan cedera dan kerusakan serius. Jenis cedera ini jarang terjadi tetapi memiliki konsekuensi serius bagi pasien dan sangat memengaruhi kualitas hidup.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan agar penderita yang menunjukkan gejala abnormal selalu dipantau dan diperhatikan aktivitasnya sehari-hari guna menjamin keselamatan dirinya dan orang di sekitarnya.
[iklan_2]
Sumber: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/hi-huu-nam-thanh-nien-23-tuoi-tu-tay-cat-cut-cua-quy-cua-minh-172241101154106288.htm
Komentar (0)