Komposisi nutrisi
Sejak zaman dahulu, beras ketan telah menjadi bahan yang umum dalam kehidupan sehari-hari. Berkat butirannya yang besar, bulat, lengket, dan lembut, serta rasa manis alami dan aromanya yang khas, beras ketan sering digunakan untuk memasak nasi ketan dan membuat kue pada hari raya dan Tet.
Beras ketan tidak hanya merupakan makanan penting, tetapi juga dikenal sebagai tanaman obat.
Surat kabar VietNamNet mengutip Dr. Huynh Tan Vu - Dosen Departemen Pengobatan Tradisional, Universitas Kedokteran dan Rumah Sakit Farmasi, Kota Ho Chi Minh, yang mengatakan bahwa beras ketan mengandung banyak protein, pati, gula, vitamin B (ditemukan dalam dedak padi) dan zat anorganik.
Dalam pengobatan Oriental, beras ketan disebut nhu me, yang memiliki efek menyegarkan bagian tengah tubuh, meningkatkan qi, memperkuat limpa dan menyehatkan lambung, menyehatkan paru-paru, serta menghentikan keringat. Beras ketan memiliki rasa manis dan khasiat obat yang hangat, serta dapat digunakan untuk mengatasi sakit kepala, pusing, tukak lambung, batuk berdarah, dan produksi ASI rendah.
Obat dari beras ketan
Berikut ini beberapa hidangan obat dari beras ketan:
- Arak beras ketan (anggur beras): Mudah dibuat, masak beras ketan merah lalu campurkan dengan ragi arak beras, diamkan selama beberapa hari, setelah proses fermentasi Anda akan mendapatkan arak beras. Mengonsumsi semangkuk kecil arak beras setiap hari berkhasiat memperkuat limpa, memulihkan nafsu makan, dan cocok dikonsumsi saat liburan.
Nasi ketan baik untuk kesehatan tetapi tidak semua orang bisa memakannya.
- Air beras ketan sangrai: Rendam dalam air selama sehari semalam, ganti air beberapa kali, cuci, jemur atau keringkan, sangrai hingga berwarna cokelat keemasan, lalu haluskan hingga menjadi bubuk. Saat digunakan, campurkan dengan air mendidih dan sedikit gula. Digunakan untuk mengatasi muntah-muntah seperti refluks gastroesofageal, stenosis pilorus, dan gangguan kehamilan.
- Beras ketan dan pasta ubi: Rendam beras ketan (500 g) dalam air selama kurang lebih 12 jam, cuci, keringkan, lalu haluskan hingga menjadi bubuk. Sangrai ubi (500 g) dan haluskan hingga menjadi bubuk. Ambil masing-masing 1 sendok makan, tambahkan gula dan bubuk merica, aduk rata dengan air mendidih. Sarapanlah saat lapar. Untuk lansia, anak-anak yang kurang nafsu makan, lemas, atau diare berkepanjangan dengan nafsu makan yang buruk.
- Sup manis ketan dan kacang merah: 50 g beras ketan, 50 g kacang merah, 50 g dedak padi, gula dimasak menjadi sup manis, membantu menyembuhkan edema.
- Banh u nuoc tro: Rendam beras ketan berkali-kali hingga airnya bening, tuangkan air ke atas beras ketan dan rendam selama kurang lebih 4 jam, tambahkan 200 ml air abu dan rendam lagi selama 20 jam.
Cuci daun bambu dan kukus selama 5 menit hingga dingin. Keringkan kedua sisi daun dengan handuk bersih agar kue lebih tahan lama. Lipat daun bambu menjadi bentuk corong, lalu masukkan nasi ketan secukupnya dan tekan.
Tutup bagian atas kue dan lipat perlahan membentuk piramida, bungkus kue dengan tali, dan lakukan hingga semua beras ketan yang direndam habis. Masukkan kue ke dalam panci, tuangkan air dingin ke atasnya, dan rebus selama 5 jam hingga kue bening dan kenyal.
Orang yang tidak boleh makan nasi ketan
Meskipun nasi ketan baik untuk kesehatan, tidak semua orang bisa memakannya. Surat kabar Health & Life mengutip Dr. Bui Thi Yen Nhi - Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi, Kota Ho Chi Minh, Fasilitas 3, yang mengatakan bahwa kelompok orang berikut disarankan untuk tidak makan nasi ketan:
Penderita gastritis: Pati dalam beras ketan merupakan amilopektin bercabang, sehingga sulit dicerna dan dihidrolisis di usus dan lambung, sekaligus merangsang kontraksi lambung dan produksi asam lambung. Oleh karena itu, penderita gastritis akut, tumor gastrointestinal, atau yang baru saja menjalani operasi gastrointestinal sebaiknya tidak mengonsumsi beras ketan.
- Orang yang baru sembuh dari sakit: Beras ketan mengandung pati amilopektin, yang bersifat lengket dan mudah menyebabkan kembung dan gangguan pencernaan, sehingga orang lanjut usia, anak-anak (anak di bawah 1 tahun tidak boleh memakannya), dan orang yang baru sembuh dari sakit dan memiliki pencernaan yang buruk harus berhati-hati saat menggunakannya.
Penderita penyakit kronis: Penderita diabetes, lemak darah tinggi (trigliserida tinggi), dan obesitas sebaiknya membatasi atau mengurangi konsumsi nasi ketan. Karena kandungan lemak, pati, dan indeks glikemik (IG) pada nasi ketan lebih tinggi daripada nasi biasa, akan sulit mengendalikan penyakit-penyakit tersebut.
Kue beras ketan, baik manis maupun asin, mengandung banyak karbohidrat dan natrium. Penderita diabetes, kelebihan berat badan, atau penyakit kronis lainnya (seperti penyakit ginjal, lemak darah tinggi) sebaiknya mengonsumsinya sesedikit mungkin.
Selain itu, penderita yang memiliki konstitusi panas berdahak-lembab, demam, batuk berdahak kuning atau penyakit kuning, dan kembung sebaiknya tidak menggunakannya.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/nhung-nguoi-khong-nen-an-gao-nep-xoi-ar912143.html
Komentar (0)