Larangan mengganggu atau menghalangi pelaksanaan keahlian forensik
Sehubungan dengan itu, Undang-Undang tentang Keahlian Yudisial (yang telah diubah) terdiri atas VI Bab dan 45 Pasal, yang mengatur mengenai ahli yudisial; organisasi keahlian yudisial; prosedur keahlian yudisial; biaya keahlian yudisial; rezim dan kebijakan di bidang kegiatan keahlian yudisial; pengelolaan keahlian yudisial oleh negara; tanggung jawab kejaksaan, organisasi, dan orang yang terkait dengan kegiatan keahlian yudisial.

Prinsip-prinsip pelaksanaan pemeriksaan forensik adalah mematuhi hukum, mengikuti tata tertib, prosedur pemeriksaan, metode ilmiah , teknik, praktik profesional, proses pemeriksaan forensik, dan standar profesional dalam kegiatan pemeriksaan. Jujur, akurat, objektif, tidak memihak, dan tepat waktu; Independen dalam proses pelaksanaan pemeriksaan dan pengambilan kesimpulan pemeriksaan forensik; Hanya mengambil kesimpulan profesional atas masalah yang berada dalam lingkup permintaan; Bertanggung jawab di hadapan hukum atas kesimpulan pemeriksaan.
Tindakan yang dilarang adalah:
Menolak menerima atau melakukan pemeriksaan forensik tanpa alasan yang dapat dibenarkan; sengaja memperpanjang waktu pelaksanaan pemeriksaan forensik atau waktu penerbitan kesimpulan pemeriksaan forensik.
Menolak untuk menyelesaikan pemeriksaan forensik tanpa adanya keadaan kahar atau hambatan objektif. Mengungkapkan informasi selama proses pemeriksaan forensik yang memengaruhi proses litigasi.

Memanfaatkan nama ahli forensik atau organisasi forensik untuk keuntungan pribadi. Menerima uang, properti, atau keuntungan lain dari unit, organisasi, atau individu untuk mendistorsi permintaan keahlian forensik atau mendistorsi hasil atau kesimpulan keahlian forensik.
Sengaja memberikan kesimpulan forensik yang salah. Memanfaatkan permintaan pemeriksaan forensik untuk mempersulit dan menghambat proses litigasi. Menyalahgunakan permintaan pemeriksaan forensik dalam proses pidana untuk menggantikan penyidikan dan pelaksanaan kewajiban pembuktian oleh kejaksaan.
Mengganggu atau menghalangi pelaksanaan keahlian forensik. Menghasut, mengancam, atau memaksa keahlian forensik untuk menarik kesimpulan forensik yang salah.
Ahli forensik dianggap dapat dibebaskan dari atau dibebaskan dari tanggung jawab apabila mereka telah mematuhi peraturan.
Sebelumnya, saat menyampaikan Laporan Penerimaan, Penjelasan dan Revisi Rancangan Undang-Undang Keahlian Yudisial (yang telah diamandemen) oleh Menteri Kehakiman Nguyen Hai Ninh, mayoritas anggota Majelis Nasional sepakat tentang perlunya melakukan amandemen menyeluruh terhadap Undang-Undang Keahlian Yudisial yang berlaku saat ini; mengusulkan untuk terus melengkapi dan memperjelas persyaratan untuk melembagakan pandangan dan orientasi Partai terkait dengan kegiatan keahlian yudisial dalam berkas rancangan Undang-Undang tersebut.

Pemerintah menyatakan bahwa rancangan Undang-Undang tersebut telah memastikan pelembagaan penuh kebijakan dan pedoman dalam resolusi Partai terkini; kebijakan dan pedoman yang ditetapkan dalam rancangan Dokumen yang disampaikan kepada Kongres Partai Nasional ke-14; meninjau dan segera melembagakan isi Arahan No. 54-CT/TW tertanggal 30 November 2025 dari Politbiro tentang penguatan kepemimpinan Partai atas penilaian yudisial dan penilaian aset dalam rancangan Undang-Undang tersebut.
Terkait hak pengecualian tanggung jawab hukum bagi ahli hukum dalam kegiatan penilaian badan peradilan, sebagian pendapat anggota DPR mengusulkan agar tidak diatur pengecualian tanggung jawab hukum bagi ahli hukum dalam kegiatan penilaian badan peradilan sebagaimana dalam Rancangan Undang-Undang.

Ada yang berpendapat bahwa perlu mengkaji secara seksama ketentuan tentang pengecualian tanggung jawab hukum bagi ahli peradilan dalam kegiatan penilaian peradilan atau mengatur secara tegas, memberikan pengecualian bersyarat, atau menambah ruang lingkup pengecualian tersebut.
Pemerintah menyatakan bahwa dengan mempertimbangkan pendapat para deputi Majelis Nasional, rancangan Undang-Undang tersebut dipelajari dan direvisi dengan arahan bahwa penilai yudisial dianggap dikecualikan, dibebaskan, atau dikurangi tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan otoritas yang berwenang ketika mereka telah melakukan penilaian sesuai dengan ketentuan tentang perintah, prosedur, proses penilaian yudisial, standar profesional dalam kegiatan penilaian, secara tidak memihak, objektif, dan tanpa mencari keuntungan. Jika membuat kesimpulan yang salah atau menolak membuat kesimpulan penilaian tanpa keadaan kahar atau hambatan objektif, mereka harus menanggung tanggung jawab pidana sesuai dengan hukum.
Sumber: https://daibieunhandan.vn/quoc-hoi-thong-qua-luat-giam-dinh-tu-phap-sua-doi-10399366.html










Komentar (0)