Siswa sekolah menengah atas yang mengikuti Program Pendidikan Umum 2018 akan mengalami perubahan dalam ujian kelulusan sekolah menengah atas mulai tahun 2025 dan seterusnya.
Dalam rangka mempersiapkan laporan kepada Komite Tetap Pemerintah mengenai rencana ujian kelulusan sekolah menengah atas mulai tahun 2025 dan seterusnya, pada tanggal 24 Agustus, pada konferensi yang merangkum tahun ajaran 2022-2023 dan menetapkan tugas untuk tahun ajaran 2023-2024 untuk manajemen mutu dan inspeksi serta ujian Departemen Pendidikan dan Pelatihan, yang diselenggarakan oleh Departemen Manajemen Mutu, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan di Kota Ho Chi Minh, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengusulkan 2 opsi untuk mendapatkan pendapat dari para pimpinan Departemen Pendidikan dan Pelatihan setempat.
Dengan demikian, ujian kelulusan sekolah menengah atas didasarkan pada mata pelajaran, yang mana mata pelajaran wajib meliputi sastra, matematika, bahasa asing, sejarah (untuk pendidikan umum); sastra, matematika, sejarah (untuk pendidikan berkelanjutan) dan mata pelajaran pilihan pada tingkat sekolah menengah atas meliputi: fisika, kimia, biologi, geografi, pendidikan ekonomi dan hukum, teknologi informasi, teknologi.
Pada konferensi tersebut, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengusulkan dua opsi untuk mensurvei pendapat para pemimpin Departemen Pendidikan dan Pelatihan tentang rencana ujian kelulusan yang berlaku bagi siswa yang belajar di bawah Program Pendidikan Umum 2018, yaitu ujian kelulusan sekolah menengah atas mulai tahun 2025 dan seterusnya.
Dengan demikian, pilihan 1 mencakup matematika, sastra, bahasa asing, sejarah dan 2 mata pelajaran pilihan dari mata pelajaran yang dipilih.
Pilihan 2 mencakup matematika, sastra, bahasa asing, dan 2 mata pelajaran pilihan dari mata pelajaran yang sudah dipelajari, termasuk sejarah.
Menghadapi dua pilihan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan di atas, wakil kepala sekolah salah satu SMA ternama di Kota Thu Duc (HCMC) mengatakan bahwa pilihan kedua adalah yang tepat.
Wakil kepala sekolah ini berpendapat bahwa pelajaran wajib, misalnya, untuk sejarah, sementara ujian bergantung pada kebutuhan dan kemampuan. Belajar berorientasi pada karier dan bukan tes pengetahuan, sehingga opsi kedua dengan 3 mata pelajaran wajib dan 2 mata pelajaran pilihan dari mata pelajaran yang dipelajari, termasuk sejarah, sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam program 2028. Dengan demikian, adanya 5 mata pelajaran dalam ujian kelulusan SMA juga akan mempermudah ujian. Jika menggunakan opsi 1 seperti yang diusulkan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan dalam rancangan sebelumnya, ujian akan meningkatkan jumlah mata pelajaran dan sekaligus lebih condong ke mata pelajaran IPS.
Di saat yang sama, wakil kepala sekolah ini berpendapat bahwa universitas kini memiliki banyak metode penerimaan yang terpisah, dengan tren peningkatan penerimaan berdasarkan catatan akademik yang terus meningkat. "Oleh karena itu, memilih lebih sedikit mata kuliah, termasuk 3 mata kuliah wajib: matematika, sastra, bahasa asing, dan 2 mata kuliah pilihan lainnya dari mata kuliah yang dipelajari, merupakan solusi yang tepat, sehingga mengurangi tekanan pada kandidat," tegas wakil kepala sekolah tersebut.
Senada dengan itu, Bapak To Lam Vien Khoa, Wakil Kepala Sekolah SMA Gia Dinh (Distrik Binh Thanh, Kota Ho Chi Minh), juga memilih opsi nomor 2.
Menurut Bapak Vien Khoa, penerimaan mahasiswa baru kini memiliki banyak metode, tidak hanya menggunakan hasil ujian kelulusan SMA. Oleh karena itu, metode ujian apa pun yang membuat mahasiswa merasa nyaman dan mengurangi tekanan akan menjadi metode yang paling tepat.
Bapak Huynh Thanh Phu, Kepala Sekolah Menengah Atas Bui Thi Xuan (Distrik 1, Kota Ho Chi Minh), juga berkomentar bahwa mengambil 3 mata pelajaran wajib: matematika, sastra, bahasa asing dan 2 mata pelajaran sisanya adalah pilihan dari mata pelajaran yang telah mereka pelajari, termasuk sejarah, akan membuat siswa merasa lebih nyaman.
"Selain itu, siswa akan proaktif dan fleksibel dalam memilih mata pelajaran setelah sekolah menengah atas sesuai dengan orientasi karier mereka, yang akan mengembangkan kapasitas dan pemikiran pribadi mereka," tegas Bapak Phu.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)