Mikrobioma usus telah muncul sebagai faktor penting dalam kesehatan dan penyakit, menurut situs berita medis News Medical.
Sementara itu, diet dapat mengatur keragaman, komposisi, dan aktivitas metabolisme mikrobiota.
Untuk menilai dampak konsumsi daging sapi dan ayam pada mikrobiota usus, para ilmuwan dari Universitas Zaragoza, Institut Penelitian Kesehatan Aragon, Universitas Rovira i Virgili, Sekolah Ilmu Kesehatan Universitas Internasional La Rioja dan Institut Kesehatan Nasional Spanyol melakukan uji coba yang terdiri dari dua fase intervensi.
Penemuan baru tentang peran daging sapi dan ayam dalam mikroorganisme usus - Foto: AI
Pesertanya sehat, bebas penyakit, dan berusia rata-rata 20 tahun. Mereka secara acak ditugaskan untuk menjalani diet berbasis ayam atau daging sapi tanpa lemak tiga kali seminggu, sebagai tambahan dari diet mereka yang biasa.
Peserta memulai dengan diet berbasis ayam atau daging sapi selama delapan minggu, kemudian beralih ke diet alternatif selama delapan minggu berikutnya, dengan jeda lima minggu di antara kedua fase. Nilai gizi kedua diet tersebut serupa. Mereka juga mengisi kuesioner frekuensi makanan di awal setiap intervensi.
Para peneliti menghitung Indeks Kualitas Diet untuk menilai kebiasaan makan secara keseluruhan. Mereka juga mengumpulkan sampel tinja dari peserta di awal dan akhir setiap intervensi. Mereka kemudian menguji sampel tinja untuk DNA bakteri guna mengukur profil dan menganalisis mikrobiota usus.
Ayam dan daging sapi secara signifikan mempengaruhi mikrobiota usus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua intervensi diet tersebut memiliki efek signifikan terhadap mikrobiota usus. Keduanya menunjukkan penurunan beberapa bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan.
Namun, pola makan ayam menunjukkan penurunan yang lebih signifikan, menurut News Medical.
Konsumsi ayam dikaitkan dengan penurunan yang lebih luas dalam kapasitas fungsional bakteri yang terlibat dalam sintesis asam lemak, sintesis asam amino aromatik.
Anehnya, pada kelompok yang diberi makan daging sapi, aktivitas fungsional mikroba tetap relatif stabil.
Para peneliti menyimpulkan: Meskipun kedua pola makan mengurangi kelimpahan dan keanekaragaman bakteri, pola makan ayam menyebabkan penurunan yang lebih signifikan, yang menunjukkan bahwa daging sapi mungkin kurang mengganggu mikrobioma usus daripada ayam.
Meskipun beberapa penelitian telah mengaitkan konsumsi daging merah dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kanker tertentu, diabetes, dan kematian, penelitian menunjukkan efek ini mungkin berasal dari daging olahan.
Jadi, secara umum, daging sapi tanpa lemak dapat masuk dalam pola makan seimbang jika dikonsumsi secukupnya dan tidak diolah.
Sumber: https://thanhnien.vn/better-than-the-unexpected-tra-loi-tu-khoa-hoc-185250731155414676.htm
Komentar (0)