Para ilmuwan di Universitas Oxford (Inggris) telah menemukan bahwa otak manusia secara mengejutkan sangat tangguh terhadap kerusakan akibat waktu.
Penelitian yang dipimpin oleh antropolog forensik Alexandra Morton-Hayward ini bertujuan untuk mengungkap misteri 4.405 otak manusia yang diawetkan dari 213 sumber berbeda di seluruh dunia (kecuali Antartika). Hebatnya, semua otak ini berasal dari abad ke-17 atau setelahnya, beberapa di antaranya berusia hingga 12.000 tahun. "Kayaan otak purba yang utuh ini merupakan peluang bioarkeologis untuk penelitian tentang evolusi, kesehatan, dan penyakit manusia," ujar para peneliti.
Dr. Morton-Hayward dan rekan-rekannya di Universitas Oxford sedang mencoba mengungkap misteri otak manusia berusia 12.000 tahun. Foto: PA
Studi dekomposisi menunjukkan bahwa otak seringkali menjadi salah satu organ pertama yang terurai setelah kematian. "Hal ini menunjukkan adanya mekanisme yang belum diketahui yang mungkin berkontribusi pada pelestarian sistem saraf pusat yang luar biasa," ujar Dr. Morton-Hayward, menyebutnya sebagai "fenomena langka."
Menurut tim peneliti, hal ini menunjukkan kemungkinan adanya mekanisme khusus untuk mempertahankan jaringan lunak di sistem saraf pusat. Mekanisme ini sebagian besar masih belum diketahui, meskipun para peneliti menduga hal ini mungkin merupakan interaksi antara molekul otak dan lingkungan.
Para ahli mengatakan penemuan ini dapat membantu kita lebih memahami sejarah evolusi manusia, serta penyakit yang berkaitan dengan gangguan neurologis, kognitif, dan perilaku kuno. Studi ini baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/ven-man-bi-an-bo-nao-nguoi-12000-nam-tuoi-196240330202016218.htm
Komentar (0)