
Secara spesifik, sejak pukul 19.30 hingga pukul 23.00 tanggal 20 Oktober, Satuan Lalu Lintas Kepolisian di 34 lokasi telah menindak 65.207 pengendara (1.948 mobil penumpang, 3.883 truk, 13.422 mobil pribadi, 44.704 sepeda motor, 11 mobil khusus, 1.239 kendaraan roda dua); mendeteksi dan mencatat 2.808 kasus pelanggaran kadar alkohol (1 mobil penumpang, 17 truk, 84 mobil pribadi, 2.664 sepeda motor, 42 kendaraan roda dua, dan kendaraan lainnya).
Berdasarkan analisis usia pelanggaran, Departemen Kepolisian Lalu Lintas menyatakan bahwa pelanggaran sebagian besar terjadi pada kelompok usia paruh baya, yaitu 35 hingga 55 tahun. Dari jumlah tersebut, pelanggar di bawah 18 tahun mencapai 2,7% (75 kasus), usia 18 hingga 35 tahun mencapai 31,4% (881 kasus); usia 36 hingga 55 tahun mencapai 55,2% (1.550 kasus), dan usia di atas 55 tahun mencapai 10,8% (302 kasus).
Departemen Lalu Lintas Kepolisian terus menginstruksikan jajaran Kepolisian Lalu Lintas untuk secara rutin melakukan pengawasan konsentrasi alkohol secara serentak di seluruh wilayah Indonesia hingga kebiasaan tidak mengemudi setelah minum alkohol terbentuk. Pengawasan ini akan menciptakan keseragaman di seluruh wilayah Indonesia untuk mencegah pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas terkait konsentrasi alkohol. Selain itu, Kepolisian Lalu Lintas setempat juga akan melakukan penertiban dan penanganan pelanggaran konsentrasi alkohol sesuai dengan fungsi dan karakteristik wilayah.
Sumber: https://baotintuc.vn/xa-hoi/vi-pham-nong-do-con-chu-yeu-o-lua-tuoi-trung-nien-20251021114451049.htm
Komentar (0)