Makanan yang harus dihindari saat terbang meliputi:
Bir
Orang dengan masalah pernafasan harus menghindari minuman berkarbonasi saat terbang.
Alkohol adalah hal pertama yang harus dihindari saat terbang. Duduk di kursi penumpang selama berjam-jam dapat meningkatkan risiko pembekuan darah. Risiko ini bahkan lebih tinggi ketika Anda mengalami dehidrasi. Udara kering di kabin memudahkan tubuh mengalami dehidrasi. Alkohol bersifat diuretik, menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak cairan, sehingga meningkatkan risiko pembekuan darah, menurut situs web kesehatan Medical News Today (UK).
Buah kering
Bagi orang sehat, makan buah kering di pesawat sepenuhnya aman. Namun, bagi penderita asma, situasinya berbeda. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology and Hepatology from Bed to Bench menemukan bahwa buah kering seringkali mengandung sulfit, yang dapat memicu serangan asma. Kondisi ini, ditambah dengan udara kering dan kadar oksigen rendah di pesawat, dapat memperburuk asma.
Bawang merah dan bawang putih
Bawang bombai dan bawang putih adalah sayuran favorit banyak orang. Namun, salah satu masalahnya adalah kedua sayuran ini mengandung alil metil disulfida. Senyawa inilah yang menyebabkan bau mulut pada orang yang mengonsumsinya. Untuk menghilangkan bau mulut akibat bawang bombai dan bawang putih, orang dapat mengonsumsi apel atau mengunyah daun mint.
Kacang
Kacang-kacangan adalah tanaman yang sangat bergizi dengan kandungan protein, serat, vitamin, dan banyak mineral lainnya yang tinggi. Namun, mengonsumsi kacang-kacangan tepat sebelum atau selama penerbangan bukanlah pilihan yang baik, terutama jika Anda mengonsumsinya dalam jumlah banyak.
Di darat, mengonsumsi banyak kacang-kacangan dapat menyebabkan kembung. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan serat pada kacang-kacangan. Namun, di dataran tinggi, jumlah gas di usus dapat meningkat hingga 25%, sehingga memperparah rasa kembung.
Minuman berkarbonasi
Saat pesawat naik, kadar oksigen di kabin menurun. Sebuah studi di European Respiratory Journal menemukan bahwa 18% penderita penyakit paru-paru mengalami sesak napas ringan selama penerbangan.
Selain itu, pemuaian udara di dataran tinggi meningkatkan tekanan pada paru-paru, sehingga American Aerospace Medical Association menyarankan untuk menghindari minuman berkarbonasi karena dapat meningkatkan pembentukan gas dan memengaruhi pernapasan, menurut Medical News Today.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/5-mon-can-tranh-khi-di-may-bay-185250126150646084.htm
Komentar (0)