Orang tua sering berbicara dengan anak-anak mereka: Menurut Verywell Family, pengasuhan yang efektif dimulai dengan komunikasi yang baik. Meskipun anak-anak belum bisa berbicara atau sedang belajar berbicara, mereka tetap "mendapat manfaat" dari percakapan dengan orang tua mereka. Orang tua yang sukses membesarkan anak selalu menjaga kebiasaan berbicara dengan anak-anak mereka, mulai dari topik yang familiar seperti cuaca, makanan, hingga topik yang lebih luas seperti Bumi dan alam semesta. Percakapan yang panjang dan informatif akan memberikan lebih banyak manfaat bagi anak-anak. Kegiatan ini membantu anak-anak mengembangkan keterampilan berbahasa, keterampilan sosial, dan sekaligus meningkatkan daya pikir dan imajinasi mereka.
Orang tua mewajibkan anak-anak mereka mengerjakan pekerjaan rumah tangga sejak usia dini: Berdasarkan hasil penelitian dari Universitas Harvard (AS), Julie Lythcott-Haimes, mantan rektor Universitas Stanford dan penulis buku "How To Raise An Adult", percaya bahwa anak-anak yang rutin mengerjakan pekerjaan rumah tangga saat dewasa akan mampu bekerja secara mandiri, dapat berkoordinasi secara efektif dengan orang lain, dan juga memiliki rasa empati yang lebih besar dibandingkan anak-anak yang dimanja sejak usia dini tanpa harus melakukan apa pun. Ibu miliarder Elon Musk, Maye Musk, juga mengakui bahwa ia pernah mewajibkan ketiga anaknya, Elon, Kimbal, dan Tosca, untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Menurut Maye, hal ini telah membantu anak-anaknya belajar bertanggung jawab, melayani diri sendiri, serta memiliki keterampilan terkait yang sangat penting dalam proses tumbuh dewasa maupun bekerja di kemudian hari.
Orang tua tidak mengendalikan anak-anak mereka: Anak-anak membutuhkan waktu untuk menjelajahi jalan mereka sendiri. Pada awalnya, mereka akan kesulitan menemukan arah. Pada saat itu, orang tua tidak boleh mengendalikan dan memaksa anak-anak mereka untuk mengikuti keinginan orang dewasa. Kenneth Ginsburg, penulis buku Building Resilience in Children and Teens, menyarankan orang tua untuk berperan sebagai pembimbing, alih-alih mengendalikan anak-anak. Dengan kata lain, orang tua harus mencari tahu apa yang diinginkan anak-anak mereka, apa yang mereka sukai, dan kemudian mendukung mereka dalam mengembangkan minat tersebut. Ketika anak-anak dibiarkan mengejar apa yang mereka inginkan, mereka akan lebih bahagia dan lebih mampu mengembangkan diri.
Orang tua membiarkan anak-anak mereka mandiri sejak usia dini: Esther Wojcicki, ibu dari dua pebisnis Amerika, Susan dan Anne Wojcicki, mengatakan bahwa rahasia membesarkan anak-anaknya agar sukses adalah membiarkan mereka mandiri sejak usia dini. Kemandirian membantu Susan dan Anne merasa lebih bebas, lebih percaya diri, dan lebih bertanggung jawab daripada anak-anak lain. Sebuah survei oleh Universitas Harvard juga menunjukkan bahwa 85% pebisnis sukses mandiri sejak usia muda. Orang-orang ini memiliki kepribadian yang mandiri, mampu memahami situasi dengan tepat, dan tahu bagaimana membuat keputusan yang tepat.
Orang tua mengajarkan keterampilan sosial kepada anak-anak mereka: Dalam sebuah studi oleh Pennsylvania State University dan Duke University di AS, yang mengamati anak-anak dari taman kanak-kanak hingga usia 25 tahun, para ilmuwan menemukan hubungan yang kuat antara keterampilan sosial yang diajarkan sejak kecil dan kesuksesan mereka saat dewasa. Secara spesifik, anak usia 5 tahun yang tahu cara membantu dan memahami perasaan orang lain serta keterampilan memecahkan masalah lebih mungkin meraih gelar sarjana dan memiliki pekerjaan penuh waktu sebelum usia 25 tahun.
Orang tua khawatir dengan pekerjaan sekolah anak-anak mereka: Beberapa orang tua bahkan tidak menyadari anak-anak mereka gagal atau kesulitan. Mereka tidak memeriksa email, menanggapi pesan suara dari guru, atau menghadiri pertemuan orang tua-guru di sekolah. "Jangan tanya anak Anda bagaimana sekolahnya karena mereka akan bilang baik-baik saja. Tanyakan saja pada gurunya," kata guru Bahasa Inggris di New York, Rebecca Rosen. Guru lain mengatakan bahwa di era teknologi saat ini, mudah bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana prestasi anak-anak mereka di sekolah. Jika orang tua memiliki pertanyaan tentang kelas atau tugas, mereka harus menghubungi guru secara langsung sebelum marah dan mengajukan tuntutan ke tingkat administrasi yang lebih tinggi.
Orang tua mengajarkan anak-anak mereka untuk membantu sesama: Joan Kleppinger Harrison, ibu dari CEO Scott Harrison, mengaitkan kesuksesan putranya dengan fondasi yang ia bangun sejak dini, yaitu semangat kebersamaan, disiplin, dan kerja keras. Saat masih SD, Scott Harrison diajari oleh ibunya untuk memilah pakaian, buku, dan mainan untuk diberikan kepada teman-teman yang kurang beruntung. Tindakan saling mengasihi ini membantu anak-anak mengembangkan hati yang hangat, sehingga menumbuhkan kesadaran dini akan masalah orang lain. Menurut sang ibu, kesadaran ini membantu anak-anak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait bisnis seperti "apakah segala sesuatunya harus berkembang ke arah ini?", "bagaimana kita bisa membangun ke arah yang lebih baik?".
Orang tua yang membiarkan anak-anak mereka gagal: Nia Batts, yang meninggalkan pekerjaan kantoran yang mapan untuk memulai bisnisnya sendiri, mengatakan ia cukup berani melakukan ini karena ia belajar nilai kegagalan sejak kecil. Meskipun banyak orang tua ingin anak-anak mereka selalu sukses dan tidak menoleransi kesalahan, orang tua Nia ingin putri mereka tumbuh di lingkungan di mana kegagalan tak terelakkan. Mereka senang melihat Nia belajar dari kegagalannya. "Ayah saya mengajari saya bahwa trauma adalah anugerah dan kegagalan adalah kesempatan," ujar Nia kepada CNBC.
Penjualan industri bir menurun
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)