Tiga negara Eropa mencapai kesepakatan baru tentang kecerdasan buatan - Ilustrasi foto. (Sumber: Reuters) |
Pemerintah ketiga negara mendukung komitmen sukarela yang mengikat pemasok kecerdasan buatan (AI) besar dan kecil di Uni Eropa (UE).
Komisi Eropa, Parlemen Eropa (EP), dan Dewan Eropa saat ini sedang merundingkan bagaimana Uni Eropa harus memposisikan diri di bidang baru ini. EP memperkenalkan "Undang-Undang AI" pada Juni 2023, dengan tujuan mencegah risiko keamanan dari aplikasi AI dan menghindari dampak diskriminatif, tanpa memperlambat daya inovasi teknologi ini di Eropa.
Dalam diskusi tersebut, EP mengusulkan agar kode etik awal hanya mengikat penyedia AI besar, terutama dari AS.
Namun, ketiga negara tersebut telah memperingatkan tentang keunggulan kompetitif yang nyata ini dibandingkan pemasok Eropa yang lebih kecil.
Hal ini dapat merusak kepercayaan terhadap keamanan penyedia kecil dan menyebabkan mereka menarik lebih sedikit pelanggan, kata mereka.
Ketiga negara juga percaya bahwa aturan perilaku dan transparansi harus mengikat semua orang.
Menurut dokumen tersebut, sanksi tidak akan dijatuhkan pada awalnya. Namun, jika pelanggaran kode etik ditemukan setelah jangka waktu tertentu, para pihak dapat mempertimbangkan untuk membentuk sistem sanksi. Ke depannya, dokumen tersebut menyatakan bahwa otoritas Eropa yang berwenang akan memantau kepatuhan terhadap standar tersebut.
Isu seputar AI akan menjadi agenda ketika pemerintah Jerman dan Italia mengadakan pembicaraan di Berlin pada tanggal 22 November.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)