Orang Tua Ajarkan 9 Hal Ini Sejak Kecil, Anak Bakal Tumbuh Jadi Orang Sukses

Setelah bertahun-tahun bekerja di bidang psikologi anak, Michele Borba menemukan bahwa kegigihan merupakan penyumbang kesuksesan yang lebih besar daripada IQ, menurut penelitian oleh Angela L. Duckwork dan Martin EP Seligman, Universitas Pennsylvania.

Namun, jika Anda berpikir bahwa proses mengajarkan anak untuk pantang menyerah hanya sebatas beberapa kata dan tindakan kecil, Anda salah. Karena untuk mengatasi masalah ini, orang tua dan anak harus saling mendampingi dalam jangka waktu yang lama.

1. Jadilah panutan

Biarkan anak Anda melihat Anda selalu berusaha sebaik mungkin, pantang menyerah bahkan ketika keadaan menjadi sulit. Sebelum anak Anda memulai suatu tugas atau pekerjaan, dorong dan motivasi mereka dengan mengatakan: "Aku akan gigih sampai aku berhasil."

Selalu berikan contoh kepada anak-anak Anda, ini adalah metode pengajaran yang diterapkan banyak orang tua.

Biarkan anak-anak Anda melihat Anda selalu berusaha sebaik mungkin. Ilustrasi foto

2. Ajari anak Anda bahwa kesalahan adalah kesempatan untuk berkembang

Ingatkan anak Anda bahwa kesalahan tidak selalu negatif, tetapi terkadang kesalahan justru menjadi kesempatan bagi mereka untuk berkembang lebih baik. Terimalah kesalahan anak Anda dan katakan, "Tidak apa-apa. Yang penting kamu sudah mencoba."

Anda juga harus mengakui kesalahan Anda. Ini akan membantu anak Anda menyadari bahwa setiap orang membuat kesalahan dan bahwa kesuksesan terjadi ketika Anda tidak membiarkan kegagalan mendefinisikan diri Anda.

3. Ajari anak untuk memvisualisasikan waktu

Anak-anak mulai mengembangkan pemikiran abstrak sekitar usia 9 tahun. Sebelum usia ini, mereka memiliki gagasan konkret tentang berbagai kegiatan. Inilah sebabnya mereka mungkin kesulitan membedakan antara 15 menit dan 45 menit.

Untuk mengatasi kesulitan ini, cara paling sederhana bagi orang tua adalah mengajarkan anak-anak mereka tentang memvisualisasikan waktu sejak dini bila memungkinkan.

Anak-anak mulai mengembangkan pemikiran abstrak sekitar usia 9 tahun. Ilustrasi foto

4. Batasi waktu anak menonton TV

Ana Sousa Gavin, seorang psikolog pendidikan dan ibu dari dua anak berusia 8 dan 11 tahun, menunjukkan bahwa ponsel dan televisi adalah perangkat yang menyediakan informasi dan hiburan dengan sangat cepat hanya dengan beberapa klik dan pilihan saluran. Oleh karena itu, ketika anak-anak terbiasa menggunakan perangkat ini, mereka juga akan berharap bahwa semuanya harus secepat itu. Ketika anak-anak menghadapi situasi yang mengharuskan mereka menunggu dengan sabar, mereka mudah frustrasi dan bahkan mudah tersinggung.

Oleh karena itu, para ibu dapat membiarkan anak-anaknya melakukan kegiatan lain yang bermanfaat daripada membiarkan mereka terlalu banyak menggunakan TV atau telepon.

5. Memperpanjang rentang perhatian anak Anda

Jika anak Anda ingin berhenti mengerjakan tugas, letakkan jam di meja dan atur alarm untuk durasi waktu yang sesuai, sesuai tingkat perhatiannya. Sarankan agar ia mengerjakan tugas sampai alarm berbunyi, lalu ia bisa beristirahat.

Puji anak Anda ketika ia selesai sebelum bel berbunyi agar ia merasa berhasil. Seiring waktu, ia akan menjadi lebih fokus.

6. Temukan aktivitas yang tepat

Ciptakan kondisi bagi anak Anda untuk menemukan minat, gairah, atau bakat alaminya sendiri. Jangan memaksa anak Anda untuk mengikuti minat Anda, karena hal ini akan membuatnya putus asa dan ingin menyerah.

Jika anak Anda suka menggambar, tanyakan apakah ia ingin mengikuti kelas seni di akhir pekan. Jika anak Anda suka olahraga , jangan ragu untuk mengajaknya ke pusat kebugaran. Usahakan untuk merangsang minat anak Anda semaksimal mungkin. Namun, Anda harus memperhatikan orientasi minat yang sesuai dengan usia anak Anda.

Ciptakan kondisi bagi anak Anda untuk menemukan minat, gairah, atau bakat alaminya sendiri. Foto ilustrasi

7. Bangun setelah kegagalan

Ketika anak-anak menyerah, mungkin karena mereka tidak menemukan jalan keluar dari suatu tantangan. Sebagai orang tua, akui rasa frustrasi anak Anda dan jelaskan bahwa itu wajar. Cobalah latihan pernapasan atau istirahat sejenak. Kemudian, bantu anak Anda kembali fokus. Pertimbangkan juga apakah ada sesuatu yang menghalangi jalannya.

8. Ajarkan anak-anak kegiatan "kesabaran"

Orang tua sebaiknya bermain dan berlatih dengan anak-anak mereka permainan yang merangsang kesabaran, seperti teka-teki. Selain itu, anak-anak dapat melakukan aktivitas yang membutuhkan waktu dan kesabaran, seperti: menanam bunga dan sayuran di kebun; memancing... Hindari membiarkan anak-anak menggunakan ponsel pintar, karena dapat membuat anak-anak kehilangan fokus dan menjadi lebih tidak sabar.

Orang tua sebaiknya bermain dan berlatih dengan anak-anak mereka permainan yang mendorong ketekunan, seperti teka-teki. Foto ilustrasi

9. Tawarkan pilihan yang mendorong anak Anda untuk menunda kepuasan langsung.

Cobalah bernegosiasi, "Kamu boleh makan satu kue sekarang, atau kalau kamu tunggu sampai selesai makan malam, kamu boleh makan dua." Pilihan seperti ini mendorong anak Anda untuk mengendalikan keinginan dan tuntutannya, serta menunda "manfaat" langsung demi menunggu dan menerima "hadiah" yang lebih besar. Pelajaran penting di awal ini akan berdampak positif pada anak Anda saat dewasa.

Source: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/cha-me-ren-luyen-9-dieu-nay-tu-nho-con-lon-len-de-thanh-cong-va-khong-bao-gio-dau-hang-truoc-kho-khan-172240511220116145.htm