Ibu Hoang Thi Phuc (55 tahun), yang telah berjualan banh beo selama hampir 15 tahun di kaki Gunung Nhan (Kota Tuy Hoa, Phu Yen ), berbagi: "Untuk membuat banh beo yang lezat, pertama-tama, beras harus berkualitas baik dan tidak terkena hujan. Jika beras terkena hujan, kuenya pasti akan keras, tidak lengket, dan tidak kenyal. Selanjutnya adalah langkah memasukkan tepung terigu, perhatikan kadar airnya; jika tepung terigu terlalu sedikit, kuenya tidak akan lengket, jika terlalu kental, kuenya tidak akan berputar. Selanjutnya adalah perhatikan api, panasnya harus cukup agar kuenya matang dan berputar dengan indah."
Semangkuk banh beo yang lezat tak akan lepas dari saus ikan cabai, saus ikan cabai menentukan 40% kelezatan hidangan ini. Berbeda dengan saus ikan cabai di banyak tempat yang sering dicampur dengan air hangat, orang Phu Yen makan dengan sangat kaya, sehingga saus ikannya seringkali lebih asin dan pedas. Ibu Phuc menambahkan: "Karena saya tinggal di dekat laut, saya sering menggarami ikan saya sendiri untuk membuat saus ikan. Saus ikan ini memiliki aroma yang kaya, warna yang indah, dan rasa yang lebih khas dibandingkan dengan saus ikan industri."
Nampan banh beo panas 25.000 VND/10 potong di kaki gunung Nhan
Menurut Ibu Nguyen Tran Vi Thuy (51 tahun, warga setempat), 15-20 tahun yang lalu, banh beo Ibu Mai terkenal sangat sederhana: cukup banh beo panas, tambahkan sedikit lemak daun bawang, sedikit kacang tanah sangrai, dan sedikit kecap ikan. Yang menarik pelanggan pada banh beo Ibu Mai adalah kekenyalan dan teksturnya yang padat. Ibu Mai menggunakan beras Tuy Hoa untuk membuat kue ini. Setelah direndam semalaman, beras ditumbuk dengan lumpang batu, tepung direbus dengan air hangat, lalu dituangkan ke dalam kue menggunakan tungku kayu.
"Mungkin karena dibuat sepenuhnya dengan tangan, banh beo Ibu Mai selalu memiliki cita rasa yang unik. Ibu Mai kini berusia lebih dari 70 tahun dan tidak lagi berjualan kue. Sebagai gantinya, anak-anaknya mengambil alih profesi pembuat kue dan membuka toko di Kota Ho Chi Minh bernama banh beo Ibu Mai," ujar Ibu Thuy.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)