"Pemimpin saat ini tidak tahu bagaimana menjadi presiden," ujar Sara Duterte dalam konferensi pers selama dua jam. Ia juga mengaitkan masalah seperti inflasi dan ketahanan pangan dengan kebijakan pemerintah Filipina yang tidak jelas, Reuters melaporkan pada 18 Oktober.
"Bukan salah saya kita berada di jalan menuju neraka seperti ini. Saya tidak ingat kapan pun dia (Marcos Jr.) membahas apa yang harus dilakukan di pemerintahan," kata Duterte. Presiden Marcos Jr. tidak mengomentari pernyataan bawahannya.
Ibu Sara Duterte dan Bapak Ferdinand Marcos Jr. pada upacara pelantikan pada bulan Juni 2022
Peristiwa ini terjadi sebelum Filipina bersiap menghadapi pemilihan paruh waktu pada bulan Mei 2025. Saat itulah, Bapak Marcos Jr. sedang mengonsolidasikan kekuasaannya dan mempersiapkan penggantinya, sebelum masa jabatannya berakhir pada tahun 2028. Hal ini dikarenakan menurut undang-undang, setiap presiden hanya dapat menjabat satu kali di Filipina.
Aliansi politik antara Sara Duterte (putri mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte) dan Marcos Jr. (putra mendiang Presiden Ferdinand Marcos) dibentuk untuk memenangkan pemilu 2022. Namun, pengunduran diri Ibu Duterte dari kabinet pada bulan Juni, beserta pernyataan-pernyataan terbarunya yang menyerang presiden petahana, menandakan adanya keretakan dalam aliansi ini.
Dalam konferensi pers pada 18 Oktober, Duterte mengatakan bahwa ia "dimanfaatkan" setelah bekerja sama dengan Marcos pada tahun 2022. Ketegangan antara keduanya meningkat dengan penyelidikan baru-baru ini yang menuduh Duterte terlibat dalam penyalahgunaan dana publik, yang telah dibantahnya, bersama dengan penyelidikan terkait perang melawan narkoba oleh mantan Presiden Rodrigo Duterte, pendahulu Marcos Jr. dan juga ayah Duterte, menurut The Guardian .
Ibu Sara Duterte bahkan mengancam akan "menggali kuburan" mendiang Presiden Ferdinand Marcos dan membuang jasadnya ke laut.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/pho-tong-thong-philippines-che-tong-thong-thieu-nang-luc-lanh-dao-185241019094619924.htm
Komentar (0)