Sebagian orang dapat minum kopi saat perut kosong tanpa masalah, sementara yang lain mengalami ketidaknyamanan perut atau gejala lainnya.
Di sini, Katrina Carter, seorang ahli nutrisi kebugaran dari American Council on Exercise, menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh Anda jika Anda minum kopi saat perut kosong.

Minum kopi saat perut kosong dapat merangsang lambung untuk mengeluarkan lebih banyak asam, menyebabkan sensasi terbakar atau mulas.
Foto: AI
Peningkatan asam lambung dan risiko refluks
Kopi bersifat asam. Jika dikonsumsi saat perut kosong, kopi dapat merangsang lambung untuk memproduksi lebih banyak asam, menyebabkan sensasi terbakar atau mulas. Orang yang memiliki riwayat penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau sindrom iritasi usus (IBS) harus berhati-hati.
Sebuah studi tahun 2014 juga menemukan bahwa kopi sangrai ringan dapat meningkatkan keasaman lebih daripada kopi sangrai gelap, jadi penderita mulas sebaiknya minum kopi setelah makan ringan atau memilih kopi sangrai gelap, menurut Verywell Health.
Menyerap kafein lebih cepat
Minum kopi saat perut kosong menyebabkan kafein diserap lebih cepat, yang mengakibatkan perasaan gelisah, cemas, dan detak jantung cepat. Jika dikonsumsi bersama makanan, laju penyerapan melambat, sehingga membatasi efek samping. Para ahli merekomendasikan untuk membatasi kafein tidak lebih dari 400 mg per hari, sebaiknya 2-3 cangkir. Karena kafein dapat bertahan di dalam tubuh hingga 7 jam, Anda juga harus menghindari minum kopi saat perut kosong di malam hari untuk menghindari gangguan tidur.
Pengaruh terhadap pencernaan
Beberapa orang mungkin mengalami gejala seperti kembung, sakit perut, mual, diare, atau keinginan mendadak untuk buang air besar setelah minum kopi saat perut kosong. Menurut Verywell Health, mereka yang menderita sindrom iritasi usus besar mungkin mengalami ketidaknyamanan yang lebih parah jika minum kopi saat perut kosong.
Menyebabkan kecemasan dan rasa mudah tersinggung.
Kafein merangsang tubuh untuk melepaskan hormon stres kortisol, yang membantu mengatur tekanan darah dan metabolisme. Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan kecemasan, iritabilitas, atau kesulitan tidur. Jika berkepanjangan, kadar kortisol yang tinggi juga dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan osteoporosis. Namun, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kortisol akibat kopi tidak signifikan dan tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Sumber: https://thanhnien.vn/thuc-day-chua-an-gi-da-lam-cu-ca-phe-chuyen-gia-noi-sao-185250909161722135.htm






Komentar (0)