Di Stadion Olimpiade, U-22 Indonesia dan U-22 Thailand menyuguhkan pertandingan yang penuh warna, mulai dari gol, kontroversi, hingga kartu penalti. Setelah 120 menit, para pemain muda "Negeri Seribu Kepulauan" mengalahkan U-22 Thailand 5-2 untuk meraih gelar juara setelah penantian 32 tahun.
Perdebatan sengit di menit-menit akhir membuat pertandingan menjadi sangat menegangkan.
Anggota kedua tim tidak bisa tenang dan bergegas masuk ke dalam rumah.
Banyak pemain yang terjatuh saat bentrokan kedua kubu terjadi.
Staf kepelatihan Indonesia juga ikut terlibat dalam kontroversi tersebut
Setelah kemenangan tim asuhan pelatih Indra Sjafri, banyak surat kabar di Indonesia menulis artikel yang memuji keberanian para pemain. Begitu pertandingan berakhir, Indosport menerbitkan artikel berjudul "Setelah 32 tahun menanti, Garuda meraih medali emas!". Selain merangkum pertandingan, halaman ini juga memuji pelatih Indra Sjafri.
Surat kabar ini menulis: "Kami memenangkan kejuaraan berkat bakat pelatih Indra Sjafri, pelatih kami benar-benar seperti punya sihir. Pelatih Indra Sjafri dan para pemain muda Indonesia memenangkan Piala AFF U-22 tahun 2019 dan kini medali emas SEA Games. Indonesia telah kalah 15 kali dari 22 pertandingan melawan Thailand di SEA Games, tetapi kali ini kami membuat mereka memandang kami dengan mata yang berbeda."
Para pelatih dan pemain timnas U-22 Thailand berlari merayakan kemenangan di hadapan pelatih Indra Sjafri.
Seorang pemain U-22 Indonesia menyebabkan asisten pelatih U-22 Thailand terjatuh.
Bentrokan antara kedua belah pihak dimulai di sini.
Pemain U-22 Thailand dihentikan wasit dan staf pelatih
Surat kabar The Star Malaysia juga sangat memperhatikan pertandingan ini dan menyebut kemenangan timnas U-22 Indonesia atas timnas U-22 Thailand sebagai sebuah kejutan. The Star menulis: "Setelah 32 tahun penantian, Indonesia akhirnya meraih medali emas sepak bola putra di SEA Games. Karena turnamen sepak bola ini dibatasi usia, Indonesia belum pernah meraih medali emas. Mereka meraih perak pada tahun 2011 dan 2013."
Timnas muda Garuda, yang dilatih Indra Sjafri, secara mengejutkan mengalahkan Thailand 5-2 di final. Thailand bermain sangat buruk dalam pertandingan ini. Tak hanya itu, mereka juga menyelesaikan pertandingan dengan hanya 8 pemain di lapangan.
Halaman Star mengkritik pemain U.22 Thailand karena bermain sangat buruk dalam pertandingan ini.
Tak hanya itu, surat kabar ini juga menyebut kemunculan kartu penalti secara terus-menerus nyaris "merusak" pertandingan.
Secara total, wasit mengeluarkan tujuh kartu merah dan lebih dari 10 kartu kuning di final sepak bola putra.
Sementara itu, surat kabar Straits Times Singapura menerbitkan artikel berjudul "Pertandingan Sengit, Indonesia Raih Medali Emas". Selain memuji penampilan para pemain Indonesia, surat kabar tersebut juga menyebut mereka sebagai "pahlawan" negara, membantu para atlet meringankan beban akibat pencabutan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia U-22 oleh FIFA.
The Straits Times menulis: “Indonesia memenangkan medali emas ketika mereka berjuang melawan segala rintangan untuk mengalahkan Thailand 5-2 di final SEA Games yang dramatis.
Kesuksesan di lapangan datang di saat yang suram bagi sepak bola Indonesia. Pada Oktober 2022, 135 orang tewas di sebuah stadion di Jawa Timur ketika polisi menembakkan gas air mata, yang memicu kepanikan di antara penonton. Pada bulan Maret, badan pengatur sepak bola dunia FIFA mengalihkan hak penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dari Indonesia ke Argentina. Hal itu merampas kesempatan para pemain muda Indonesia untuk bermain sepak bola internasional. Kemenangan itu memang pantas.
The Straits Times menyebut kemenangan di laga ini sangat berarti bagi Indonesia U-22.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)