SGGPO
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 20 Oktober, gerakan Islamis Hamas menyatakan bahwa sebagai tanggapan atas upaya Qatar, mereka telah membebaskan dua sandera Amerika atas "alasan kemanusiaan." Ini adalah pertama kalinya Hamas membebaskan sandera sejak konflik pecah hampir dua minggu lalu.
Dua sandera Natalie Raanan (kedua kiri) dan Judith Raanan (kedua kanan) dibebaskan oleh Hamas pada 20 Oktober 2023. Foto: AFP/TTXVN |
Setelah membebaskan para sandera, Hamas juga mengumumkan bahwa mereka bekerja sama dengan perwakilan Qatar dan Mesir untuk membebaskan sandera sipil.
Kantor Perdana Menteri Israel mengonfirmasi bahwa Hamas membebaskan dua sandera, Judith Raanan dan Natalie Raanan, pada malam yang sama. Pernyataan dari Kantor Perdana Menteri menambahkan bahwa Israel menerima kedua sandera tersebut di wilayah perbatasan Gaza dan membawa mereka ke pangkalan militer untuk bertemu keluarga mereka.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden AS Joe Biden juga menegaskan bahwa pemerintah AS telah mengamankan pembebasan dua sandera Amerika, dan menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Qatar dan Israel atas koordinasi dan kerja sama mereka dalam hal ini.
Kondisi kesehatan Judith Raanan dan Natalie Raanan saat ini belum diketahui. Namun, Presiden Komite Internasional Palang Merah, Mirjana Spoljaric, mengatakan bahwa pembebasan kedua perempuan tersebut oleh Hamas membawa harapan bagi keluarga sandera lainnya yang ditawan di Jalur Gaza.
Ketegangan antara Israel dan Hamas meningkat pada 7 Oktober dengan serangan balasan antara kedua belah pihak, kemudian meningkat menjadi ketegangan di perbatasan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon. Setelah 14 hari konflik, lebih dari 5.000 orang tewas di kedua belah pihak, dan banyak yang mengalami krisis kemanusiaan yang mendesak.
Militer Israel (IDF) mengumumkan pada 20 Oktober bahwa sebagian besar dari sekitar 200 sandera yang ditawan Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza masih hidup. Menurut IDF, lebih dari 20 sandera adalah anak-anak dan sekitar 10-20 orang berusia di atas 60 tahun. Selain itu, sekitar 100-200 orang dianggap hilang sejak konflik pecah.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)