AI itu positif, tapi akan menghancurkan banyak pekerjaan

Dalam wawancara dengan AFP di Washington DC (AS) sebelum berangkat ke Davos (Swiss) untuk menghadiri pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang berlangsung dari 15-19 Januari, Direktur Jenderal IMF Kristalina Georgieva mengatakan AI akan memengaruhi 60% pekerjaan di negara-negara ekonomi maju dan beberapa negara ekonomi berkembang.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva

"Diikuti oleh 40% di pasar negara berkembang dan 26% di negara-negara berpenghasilan rendah," kata Georgieva, mengutip laporan baru yang dirilis pada 14 Januari oleh IMF.

Secara keseluruhan, AI akan memengaruhi hampir 40% pekerjaan secara global, dan setengahnya akan berdampak negatif sementara sisanya akan mendapat manfaat dari peningkatan produktivitas berkat AI.

“Pekerjaan Anda bisa hilang sepenuhnya, yang mana ini tidak baik, atau AI bisa meningkatkan pekerjaan Anda, sehingga Anda akan lebih produktif dan penghasilan Anda bisa meningkat,” ujar Georgieva.

Dampak AI terhadap ketenagakerjaan di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang mungkin rendah pada awalnya, tetapi tempat-tempat ini cenderung tidak memperoleh manfaat dari teknologi baru, menurut laporan IMF.

Hal ini dapat memperburuk kesenjangan digital dan disparitas pendapatan antarnegara, dan pekerja yang lebih tua cenderung lebih dirugikan oleh perubahan dari AI.

Kepala IMF menyerukan fokus untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah bergerak lebih cepat agar dapat mengejar peluang yang dihadirkan oleh AI. "AI akan segera hadir, mari kita sambut. AI memang sedikit menakutkan, tetapi juga merupakan peluang besar bagi semua orang," ujar Georgieva.

Tautan sumber: https://thanhnien.vn/tong-giam-doc-imf-ai-co-tich-cuc-nhung-se-xoa-so-nhieu-viec-lam-185240115072232322.htm