![]() |
| Pola makan sarapan berprotein tinggi dalam jangka panjang dapat mempercepat gagal ginjal. (Sumber: Pixabay) |
Sayuran acar, telur asin: Praktis tapi terlalu banyak natrium
Acar, telur asin, atau bola-bola adonan goreng yang disajikan dengan bubur panas memang cocok untuk sarapan cepat. Namun, kandungan natriumnya sangat tinggi. Sepotong kecil acar saja sudah mengandung lebih dari sepertiga asupan harian yang disarankan.
Ketika tubuh mengonsumsi terlalu banyak natrium, volume darah meningkat, memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk membuangnya. Kondisi ini, jika berkepanjangan, menyebabkan peningkatan tekanan darah, merusak arteriol yang memberi nutrisi pada ginjal, dan menyebabkan glomerulosklerosis.
Bagi orang dengan penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi atau riwayat penyakit ginjal, risikonya bahkan lebih besar.
Makan sarapan berprotein tinggi membuat ginjal bekerja terlalu keras
Banyak orang mempertahankan kebiasaan sarapan dengan makanan kaya protein seperti daging, telur besar, keju, atau suplemen protein. Ketika asupan protein melebihi kebutuhan, ginjal harus bekerja lebih keras untuk memproses produk sisa metabolisme protein.
Kondisi ini dapat menyebabkan kelebihan beban tubulus ginjal, peningkatan proteinuria, tanda peringatan gangguan fungsi ginjal.
Pada orang setengah baya dan lanjut usia atau orang dengan tanda-tanda kerusakan ginjal, diet tinggi protein jangka panjang dapat mempercepat perkembangan gagal ginjal tanpa menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal.
Kebiasaan makan sisa makanan: Risiko nitrit dan logam berat
Karena jadwal yang padat, banyak orang memilih untuk memanaskan kembali makanan dari hari sebelumnya untuk sarapan. Kebiasaan ini tidak hanya mengurangi rasa makanan tetapi juga berisiko bagi ginjal.
Sayuran, terutama sayuran berdaun hijau, dapat meningkatkan konsentrasi nitrit hingga 2-3 kali lipat setelah sekitar 12 jam disimpan di lemari es. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, nitrit dapat merusak glomerulus dan tubulus ginjal serta merusak struktur nefron, unit penyaringan ginjal.
Selain itu, memanaskan makanan berulang kali dalam wadah aluminium atau baja berkualitas buruk juga dapat melepaskan logam berat ke dalam makanan. Logam berat terakumulasi di dalam tubuh, menyebabkan stres oksidatif dan meningkatkan risiko toksisitas ginjal.
Sumber: https://baoquocte.vn/tiga-cara-makan-sarapan-dapat-menyebabkan-lebih-aktif-melalui-muc-335903.html











Komentar (0)