Rekaman yang diambil oleh kamera yang terpasang pada paus bungkuk menunjukkan seekor lumba-lumba hidung botol mengikuti paus tersebut. Kedua spesies ini berenang berdekatan dengan nyaman, yang dianggap langka - Video : Olaf Meynecke
Lumba-lumba dan paus tidak hanya menaklukkan manusia dengan kecerdasan dan perilaku aneh mereka, mereka juga mengejutkan para ilmuwan dengan hubungan persahabatan mereka yang langka.
Penelitian baru dari Griffith University (Australia), yang diterbitkan dalam jurnal Discover Animals, mengungkap bahwa kedua spesies ini tidak hanya mengakui kehadiran satu sama lain tetapi juga berinteraksi secara aktif, bahkan menyelam ke dasar laut bersama-sama.
Lumba-lumba dan paus: dari pertemuan tak sengaja hingga persahabatan dekat
Foto lumba-lumba dan paus bersama-sama bukanlah hal yang aneh. Para pelaut atau fotografer alam terkadang mengabadikan momen kedua spesies ini berenang di permukaan air, menciptakan pemandangan yang indah. Namun, pertanyaan yang telah membingungkan para peneliti selama bertahun-tahun adalah: apakah ini hanya "pertemuan kebetulan" atau adakah hubungan sosial yang nyata di antara mereka?
"Sebagai peneliti, setiap kali saya melihat lumba-lumba dan paus bersama-sama, saya selalu bertanya-tanya: mengapa? Apakah ini permainan, strategi berburu, atau sekadar kebiasaan bergerak yang umum?", kata Olivia Crawley, mahasiswa PhD di Griffith University.
Untuk mengetahuinya, Crawley dan rekannya, Olaf Meynecke, mengumpulkan dan menganalisis ratusan video dan gambar dari berbagai proyek yang mengamati paus balin dan lumba-lumba. Tim berfokus pada reaksi paus saat lumba-lumba mendekat, sebuah perilaku yang sering dianggap "menggoda".
Hasilnya menunjukkan bahwa, alih-alih menghindari atau menunjukkan ketidaknyamanan, banyak paus merespons secara positif: berenang bersama, memutar perut, atau secara aktif bergerak mendekati lumba-lumba. Hal ini menunjukkan adanya hubungan sosial dua arah, alih-alih sepihak.
Menyelam ke dasar laut bersama
Penemuan yang mengesankan datang dari dua video yang difilmkan menggunakan alat penghisap yang dipasang di punggung paus bungkuk (Megaptera novaeangliae). Dalam kedua kasus tersebut, lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) tidak hanya berenang di samping paus di permukaan tetapi juga mengikuti mereka dengan cermat selama penyelaman dalam, terkadang mencapai dasar laut. Dalam lingkungan yang gelap dan bertekanan tinggi ini, lumba-lumba terus bergerak dengan anggun di sekitar tubuh paus yang besar.
Menurut statistik, tim peneliti mencatat 425 paus dari 6 spesies berbeda, dengan paus bungkuk menyumbang 68% dari total pengamatan. Di sisi lumba-lumba, lumba-lumba hidung botol adalah yang paling umum, di samping lumba-lumba belang, lumba-lumba pemintal, dan beberapa spesies yang kurang umum.
Olaf Meynecke berkata: "Kami menemukan bahwa sekitar 25% pertemuan paus-lumba-lumba melibatkan interaksi timbal balik yang jelas. Khususnya pada paus bungkuk, angka ini meningkat menjadi sekitar sepertiganya. Perilaku seperti berguling, memperlihatkan perut, atau berenang perlahan ke arah lumba-lumba dapat menjadi sinyal keramahan atau bahkan interaksi sosial."
Dalam dunia manusia, berjabat tangan, berpelukan, atau tersenyum dapat mengekspresikan niat baik. Bagi lumba-lumba dan paus, bahasa tubuh mereka melibatkan berputar, mendekat, atau berenang sejajar. Setiap spesies paus memiliki "gaya" tersendiri: paus abu-abu lebih suka berguling, sementara paus selatan sering menggunakan siripnya untuk memercikkan air. Perlu dicatat bahwa perilaku negatif saat marah, seperti mengibaskan ekor dengan keras atau membenturkan kepala, sangat jarang terjadi.
Para ilmuwan yakin hubungan ini dapat bermanfaat bagi kedua spesies. Lumba-lumba dikenal karena kecerdasan dan kelincahannya, sementara paus dikenal karena ukuran dan kekuatannya. Persahabatan ini dapat membantu mereka mendeteksi predator lebih awal atau saling membantu menemukan makanan.

Di dunia lautan yang luas, lumba-lumba dan paus terkadang bukan hanya sekadar "tetangga" yang tidak disengaja, tetapi bisa menjadi sahabat, berbagi kegembiraan di setiap ombak - Foto: Wildlive Media
Pentingnya bagi sains dan konservasi
Di alam, tidak selalu mudah bagi dua spesies berbeda untuk menjalin hubungan yang bersahabat. Namun, lumba-lumba dan paus telah membuktikan bahwa bahkan di lautan luas, di mana aturan bertahan hidup terkadang keras, momen-momen kelembutan tetap ada. Mereka berenang bersama, bermain, dan bahkan berbagi perjalanan ke dasar laut layaknya sahabat sejati.
Penemuan ini tidak hanya memperkaya pemahaman manusia tentang dunia bawah laut, tetapi juga mengingatkan kita bahwa alam selalu mengandung hubungan yang tak terduga, jauh melampaui batas yang kita bayangkan.
Penelitian Universitas Griffith tidak hanya menghasilkan gambar satwa liar yang memukau, tetapi juga memiliki nilai praktis. Memahami bagaimana lumba-lumba dan paus berinteraksi membantu para ilmuwan mengidentifikasi struktur sosial dan perilaku mereka, sehingga dapat mengusulkan langkah-langkah konservasi yang tepat.
"Studi perilaku seperti ini membantu kita mendapatkan pandangan yang lebih holistik tentang ekosistem laut," tegas Meynecke. "Ketika kita memahami betapa dekatnya hubungan kekerabatan spesies, kita memahami bahwa melestarikan suatu spesies juga berarti melindungi hubungan alaminya."
Lebih lanjut, penemuan ini memunculkan beberapa pertanyaan ilmiah: Apakah persahabatan antara lumba-lumba dan paus berawal dari kebutuhan untuk bertahan hidup, rasa ingin tahu, atau sekadar kesenangan? Adakah perbedaan dalam cara populasi di berbagai wilayah samudra berinteraksi? Inilah arah yang ingin dieksplorasi tim Griffith dalam penelitian mereka selanjutnya.
Dari rekaman dan gambar awal, para ilmuwan telah memperoleh perspektif baru tentang hubungan antara dua spesies paling cerdas di lautan. Meskipun alasan sebenarnya di balik perilaku ini masih menjadi pertanyaan terbuka, satu hal yang pasti: di lautan luas, lumba-lumba dan paus terkadang bukan sekadar "tetangga" yang kebetulan, melainkan sahabat yang berbagi kegembiraan di setiap ombak.
Sumber: https://tuoitre.vn/bat-ngo-phat-hien-ca-heo-va-ca-voi-lam-quen-choi-voi-nhau-nhu-ban-20250812144806255.htm










Komentar (0)