Secara khusus, "penguasa" Evergrande menghadapi tenggat waktu awal minggu depan untuk menyerahkan proposal restrukturisasi utang tertentu kepada kreditor asing.
Namun, menurut Reuters , para kreditor tidak mungkin menerima proposal baru Evergrande karena rendahnya prospek pemulihan di sektor real estat serta kekhawatiran besar tentang masa depan pasar.
Jika perintah likuidasi dikeluarkan, likuidator yang ditunjuk pengadilan akan mengambil alih dan bersiap menjual aset investor untuk melunasi utang. Likuidator dapat mengusulkan rencana restrukturisasi utang baru kepada pemegang obligasi jika perusahaan memiliki aset yang memadai.
Menurut para ahli restrukturisasi utang, proses tersebut dapat menghadapi tantangan besar.
Evergrande menghadapi tenggat waktu awal minggu depan untuk mengajukan proposal restrukturisasi utang tertentu kepada kreditor asing (Foto: Reuters).
Belum jelas apakah saham Evergrande berisiko ditangguhkan menyusul perintah likuidasi tersebut. Namun, Bursa Efek Hong Kong mewajibkan perusahaan untuk menunjukkan bahwa struktur bisnis dan nilai agunan mereka memadai untuk memenuhi syarat pencatatan.
China Oceanwide Holdings sebelumnya menangguhkan sahamnya pada bulan September, tak lama setelah Pengadilan Bermuda (Inggris) mengeluarkan perintah likuidasi.
Pembubaran pengembang properti senilai $240 miliar ini akan mengguncang pasar. Mengingat besarnya proyek dan utang Evergrande, proses ini akan berdampak besar pada pasar.
Untuk saat ini, menyelesaikan proyek-proyek yang belum selesai akan menjadi prioritas utama bagi perusahaan dan industri properti Tiongkok. Meskipun likuidasi raksasa properti ini mungkin membuat para pembeli rumah khawatir dengan pertumbuhan pengembang swasta.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)