Jahe telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati gangguan pencernaan dan peradangan. Senyawa bioaktif dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol, bertanggung jawab atas rasa khas dan efek biologisnya.
Kini, para peneliti dari Burrell School of Medicine dan Mercer University (AS) ingin menentukan lebih lanjut efek klinis jahe yang sebenarnya.
Mereka menyusun dan mengevaluasi lima meta-analisis yang dilakukan dari tahun 2010 hingga Maret 2025, yang berfokus pada efek jahe terhadap diabetes tipe 2 dan 3 serta aspek lainnya, termasuk peradangan, stres oksidatif, dan mual selama kehamilan.

Jahe telah lama digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan dan peradangan.
Foto: AI
Jahe membantu menurunkan kadar glukosa darah puasa secara signifikan.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa jahe memiliki efek yang kuat dan nyata dalam mendukung pengendalian gula darah pada penderita diabetes tipe 2, menurut situs berita medis News Medical.
Secara spesifik, jahe secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah puasa dan tekanan arteri rata-rata (HbA1c) pada pasien diabetes tipe 2.
Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya pada model hewan yang menunjukkan bahwa konsumsi jahe meningkatkan toleransi glukosa dan menurunkan kadar glukosa darah puasa pada penderita diabetes.
Dan efek hipoglikemik jahe terjadi melalui beberapa mekanisme yang berbeda.
Mekanisme yang mendasarinya melibatkan penghambatan enzim-enzim kunci yang terlibat dalam pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks.
Selain itu, 6-Gingerol, komponen jahe, menunjukkan aktivitas yang ampuh dalam merangsang metabolisme glukosa dan melindungi sel β pankreas.
Ekstrak jahe juga dapat meningkatkan ekspresi transporter glukosa, sehingga mendorong penyerapan glukosa di sel lemak dan sel otot rangka.
Menurut News Medical, penurunan kadar glukosa darah HbA1c menunjukkan potensi efek hipoglikemik jangka panjang dari jahe.
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jahe memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, dan anti-mual selama kehamilan.
Para penulis menyimpulkan: Tinjauan sistematis ini menegaskan bahwa jahe adalah terapi alami yang aman dan potensial dalam mendukung pengobatan diabetes tipe 2, melawan peradangan, mengurangi stres oksidatif, dan meredakan mual selama kehamilan.
Meskipun hasilnya menjanjikan, para ahli merekomendasikan studi skala besar lebih lanjut untuk menentukan dosis, metode pemberian, dan kelompok pasien yang tepat. Jahe bukanlah pengganti obat, tetapi dapat berperan efektif sebagai pendukung dalam perawatan kesehatan holistik.
Sumber: https://thanhnien.vn/gung-va-benh-tieu-duong-nghien-cuu-moi-he-lo-bat-ngo-185250818162255387.htm






Komentar (0)