Wakil Presiden saat ini Kamala Harris, seorang wanita istimewa dalam politik Amerika, kemungkinan akan membuat terobosan bersejarah dalam pemilihan Gedung Putih 2024, menjadi Presiden wanita pertama Amerika Serikat pada tanggal 5 November.
Jika ia mengalahkan kandidat Donald Trump pada 5 November, Wakil Presiden petahana Kamala Harris akan menjadi Presiden perempuan pertama Amerika Serikat. (Sumber: Gedung Putih) |
Sebagai sosok yang berpengaruh besar dalam politik Amerika, Wakil Presiden Kamala Harris telah menjalani perjalanan karier yang spektakuler. Ia selalu memupuk hasrat yang kuat untuk berkontribusi pada keadilan sosial dan kepentingan nasional, dengan keyakinan bahwa "pelanggan terbesarnya dalam hidup adalah rakyat Amerika".
Dengan kontribusinya yang luar biasa, ia menjadi simbol keberagaman dan integrasi, membawa harapan akan masa depan yang lebih setara dan adil bagi rakyat Amerika. Oleh karena itu, potret Wakil Presiden perempuan ini, dan kemungkinan besar akan menjadi Presiden ke-47 jika ia mengalahkan mantan Presiden Donald Trump pada 5 November, secara bertahap telah menjadi bukti nyata impian Amerika dan sumber inspirasi yang luar biasa bagi generasi mendatang di negeri penuh bintang dan garis.
Asal usul yang sederhana
Kamala Harris lahir pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California (AS) dari keluarga imigran. Ibunya berkebangsaan India dan berspesialisasi dalam penelitian kanker, sementara ayahnya adalah seorang profesor ekonomi keturunan Jamaika. Sejak kecil, Harris dibesarkan di lingkungan multikultural dan dipengaruhi oleh adat istiadat etnis yang kaya.
Pada tahun 1986, ia lulus dengan gelar sarjana ilmu politik dan ekonomi dari Howard University, sebuah universitas terkemuka yang secara historis menjadi tempat tinggal bagi kaum kulit hitam di Washington, D.C. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya di University of California, Hastings School of the Law, dan menyelesaikan gelar sarjana hukumnya pada tahun 1989.
Setelah menjadi asisten jaksa wilayah di Kantor Kejaksaan Wilayah Alameda County di Oakland pada tahun 1990, ia dikenal karena pendekatannya yang tegas dan keras dalam memberantas kekerasan geng, perdagangan narkoba, dan kekerasan seksual. Pada tahun 2003, ia pertama kali terjun ke dunia politik besar ketika mencalonkan diri sebagai Jaksa Kota San Francisco.
Kamala Harris (paling kanan) saat kuliah di Universitas Howard pada tahun 1983. (Sumber: Daily Mail) |
Kariernya terus berkembang ketika ia terpilih sebagai Jaksa Agung California pada tahun 2010, menjadi orang kulit berwarna pertama yang memegang jabatan tersebut di negara bagian California—negara bagian terpadat di AS. Dalam perannya ini, ia menghadapi banyak tantangan, termasuk menangani isu-isu mendesak seperti kejahatan narkoba, perlindungan konsumen, dan mereformasi sistem peradilan.
Pada tahun 2014, ia menikah dengan Doug Emhoff, seorang pria Yahudi yang lahir di Brooklyn, New York, dan bersama-sama mereka membesarkan kedua anak Douglas, Cole dan Ella.
Kesuksesannya sebagai Jaksa Agung California membuka jalan bagi Kamala Harris untuk terjun ke dunia politik. Pada tahun 2016, ia terpilih menjadi anggota Senat AS, menjadi senator perempuan Afrika-Amerika pertama yang mewakili California.
Di Senat, Ibu Harris menonjol berkat kemampuannya mengajukan pertanyaan yang kuat dan tajam dalam sidang-sidang kongres , termasuk beberapa kali dengan tokoh-tokoh penting pemerintahan. Ia bertugas di beberapa komite penting Senat, termasuk Komite Kehakiman dan Komite Intelijen.
Senator Kamala Harris bekerja dengan Komite Kehakiman pada 6 September 2018 di Washington, DC (Sumber: Getty Images) |
Titik balik sejarah baru
Pada tahun 2019, Ibu Harris memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Presiden dalam pemilihan presiden 2020. Ia meluncurkan kampanye dengan komitmen kuat pada reformasi layanan kesehatan, perubahan iklim, dan hak-hak pekerja. Meskipun tidak memenangkan nominasi Partai Demokrat, Ibu Harris meninggalkan kesan yang mendalam bagi para pemilih.
Kemudian, ketika ia menjadi kandidat Partai Demokrat, Joe Biden memilih Ibu Harris sebagai calon wakil Presidennya, dengan demikian membuka babak baru dalam sejarah politik Amerika dan menetapkan titik balik besar dalam karier Ibu Harris.
Pada November 2020, Kamala Harris mengukir sejarah ketika terpilih sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat, menjadi perempuan pertama, orang Afrika-Amerika pertama, dan orang Asia-Amerika pertama yang memegang jabatan tersebut. Jabatan Wakil Presiden ini bukan hanya tonggak penting bagi Ibu Harris secara pribadi, tetapi juga memiliki makna yang mendalam bagi jutaan perempuan dan komunitas minoritas di Amerika Serikat.
Kamala Harris dilantik sebagai Wakil Presiden pada 20 Januari 2021 di Gedung Capitol AS. (Sumber: AFP) |
Selama masa jabatannya, ia berperan aktif dalam menangani berbagai masalah dalam negeri seperti pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi, perubahan iklim, imigrasi, serta menangani hubungan luar negeri dengan negara-negara besar dan memperkuat posisi AS di kancah internasional.
Selain itu, sebagai Presiden Senat, Ibu Harris memutus ikatan hampir 200 tahun pada rancangan undang-undang pengurangan inflasi di Senat AS dan memimpin pelantikan Hakim Agung Ketanji Brown Jackson, wanita kulit berwarna pertama yang memegang posisi ini dalam sejarah Mahkamah Agung AS.
Titik balik baru datang bagi Harris ketika pada bulan Juli 2024, Presiden Joe Biden, kandidat yang dipilih oleh Partai Demokrat, tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan presiden. Yang lebih menarik perhatian adalah keputusan Presiden Biden untuk mendukung "wakilnya" Kamala Harris menjadi kandidat baru dari Partai Demokrat. Langkah Presiden Biden dan Partai Demokrat tersebut telah menciptakan titik balik baru yang menjanjikan bagi Harris. Jika ia mengalahkan kandidat dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, dalam pemilihan presiden pada tanggal 5 November, Kamala Harris akan menjadi perempuan pertama yang memegang jabatan Presiden Amerika Serikat.
Kamala Harris bukan hanya seorang tokoh politik dengan pengaruh yang luas, tetapi juga seorang perempuan perintis yang mendobrak batasan dan stereotip gender dalam politik Amerika. Sebagai Wakil Presiden, Kamala Harris terus membangun warisan yang abadi. Di balik ketangguhan, kecerdasan, dan rasa tanggung jawab sosialnya, karier Harris telah berkontribusi dalam menegaskan bahwa, terlepas dari asal usul atau jenis kelamin, setiap orang dapat mencapai hal-hal hebat.
Calon Kamala Harris memiliki peluang besar untuk mewujudkan cita-citanya menjadi Presiden perempuan pertama Amerika Serikat. (Sumber: Getty Images) |
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/hanh-trinh-dac-biet-cua-nguoi-co-the-tro-thanh-nu-tong-thong-dau-tien-cua-nuoc-my-292443.html
Komentar (0)