Houthi telah meluncurkan atau mencoba meluncurkan sejumlah kapal tak berawak bermuatan bahan peledak sejak 4 Januari di lepas pantai Yaman, menciptakan ancaman maritim baru selain serangan yang melibatkan pesawat tak berawak dan rudal, menurut Business Insider .
Laksamana Muda Marc Miguez, komandan kelompok penyerang kapal induk Dwight D. Eisenhower, mengatakan bahwa pesawat nirawak tersebut "merupakan ancaman tak dikenal yang belum banyak kami ketahui informasinya, sehingga bisa sangat berbahaya."
Pak Miguez mengutip salah satu skenario paling menakutkan dari kapal tanpa awak. Yaitu, "ada kapal permukaan tanpa awak yang sarat dengan bom yang dapat bergerak cukup cepat. Dan jika Anda tidak segera bereaksi, kapal itu bisa menjadi ancaman dengan sangat cepat."
Kapal induk AS USS Dwight D. Eisenhower
Pasukan AS telah menghadapi kapal tak berawak Houthi di rute pelayaran komersial sedikitnya tiga kali, menurut situs web The Maritime Executive .
Pada 5 Februari, pasukan AS menetapkan bahwa kedua drone tersebut merupakan "ancaman langsung" terhadap pelayaran dan menghancurkannya, menurut Komando Pusat AS. Militer AS juga telah melakukan serangan rutin terhadap drone yang sedang dipersiapkan Houthi untuk diluncurkan.
Serangan Houthi terhadap kapal kargo ke Iran?
Teknologi kapal nirawak yang sedang berkembang telah dipelopori oleh Ukraina dalam melawan Armada Laut Hitam Rusia dengan kesuksesan yang cukup besar. Dalam dua minggu terakhir saja, Ukraina mengklaim telah menenggelamkan sebuah korvet Rusia dan sebuah kapal pendarat hanya dengan menggunakan beberapa kapal nirawak MAGURA V5 murah buatan Ukraina.
Saat ini, Tn. Miguez mengatakan Angkatan Laut AS tidak memiliki informasi intelijen yang jelas mengenai jumlah kapal tak berawak yang dimiliki Houthi.
Kelompok Serang Kapal Induk Dwight D. Eisenhower telah menanggapi serangan yang hampir terus-menerus di Laut Merah dan Teluk Aden selama berminggu-minggu, dan Komandan Miguez mengatakan pasukan AS telah menyesuaikan pendekatan mereka untuk menargetkan pesawat tanpa awak dan rudal Houthi sebelum dapat diluncurkan, menurut Business Insider .
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)