Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada tanggal 21 November mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Israel, serta seorang pemimpin Hamas, Mohammed Deif, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam konflik Gaza.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan kepada radio pemerintah bahwa surat perintah penangkapan ICC salah dan mengatakan pemimpin Israel akan dapat mengadakan pembicaraan di Hongaria "dengan keamanan penuh".
Perdana Menteri Israel Netanyahu dan Perdana Menteri Hongaria Orban. (Foto: Tentang Hongaria)
"Hari ini, saya akan mengundang Perdana Menteri Israel, Bapak Netanyahu, untuk mengunjungi Hongaria. Dalam undangan tersebut, saya menjamin bahwa jika beliau datang, putusan ICC tidak akan berlaku di Hongaria dan kami tidak akan mematuhi isinya," ujar Bapak Orban.
Sejak Orban dan partainya, Fidesz, berkuasa pada tahun 2010, pemimpin Hongaria dan Netanyahu telah membangun hubungan politik yang erat. Netanyahu mengunjungi Budapest pada tahun 2017.
Para pemimpin Israel dan Gedung Putih mengecam keras keputusan ICC, sementara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan surat perintah penangkapan itu tidak bersifat politis dan semua negara anggota Uni Eropa harus menghormati dan melaksanakan keputusan pengadilan tersebut.
Di dalam Uni Eropa, Hongaria dan Republik Ceko merupakan pendukung kuat Israel, sementara negara-negara seperti Spanyol dan Irlandia telah menekankan dukungan mereka terhadap Palestina.
Kementerian Luar Negeri Ceko, menanggapi keputusan ICC, mengatakan Praha akan menghormati kewajiban hukum internasionalnya. Namun, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala menyebut keputusan ICC "disesalkan".
Sebanyak 124 negara, termasuk 27 negara anggota Uni Eropa, termasuk Hongaria, merupakan pihak dalam Statuta Roma – perjanjian PBB yang membentuk Mahkamah Pidana Internasional. Jika surat perintah penangkapan dikeluarkan oleh ICC, memasuki negara-negara yang merupakan pihak dalam Statuta Roma akan membuat mereka berisiko ditangkap.
Surat perintah penangkapan ICC merupakan langkah penting yang diambil oleh pengadilan internasional dalam upaya menangkap seorang pemimpin dunia.
"Ini mengirimkan sinyal yang sangat kuat terhadap pengecualian, sinyal yang sangat kuat kepada semua pihak tentang kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional, hukum pidana internasional, dan yang terpenting, melindungi hak dan keselamatan warga sipil," ujar David Scheffer, mantan duta besar untuk masalah kejahatan perang di pemerintahan Clinton dan peneliti senior di Council on Foreign Relations, kepada NPR.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/phan-doi-lenh-bat-cua-icc-hungary-moi-thu-tuong-israel-tham-chinh-thuc-ar909059.html
Komentar (0)