Menurut data tahun 2009, rata-rata waktu belajar siswa usia 7-15 tahun (setara dengan kelas 1-9) di negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) adalah sekitar 7.390 jam (60 menit/jam). Sementara itu, menurut program tahun 2006, siswa Vietnam dari kelas 1-9 hanya belajar sekitar 5.600 jam; dan menurut program baru tahun 2018, waktu tersebut hanya sedikit meningkat menjadi hampir 6.200 jam, yang masih cukup rendah dibandingkan dengan waktu belajar siswa di negara-negara OECD.

Program pendidikan umum tahun 2018 pada tingkat dasar telah dirancang ke arah pengajaran wajib 2 sesi/hari; berkat itu, mata pelajaran dan kegiatan pendidikan yang sebelumnya bersifat pilihan kini menjadi wajib seperti bahasa asing, teknologi informasi, kegiatan eksperiensial...
Menurut Associate Professor Bui Manh Hung, rekomendasi para pakar internasional sangat sesuai dengan kebutuhan inovasi pendidikan di Vietnam. Oleh karena itu, Badan Pengembangan Program Pendidikan Umum tahun 2018 dan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan telah berupaya meningkatkan waktu belajar siswa sesuai ketentuan yang berlaku, terutama di tingkat sekolah dasar. Peningkatan waktu belajar di sekolah bertujuan untuk menjamin hak-hak anak, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengalaman, latihan fisik, mengembangkan bakat seni; bersenang-senang, hiburan, dll. di ruang dan lingkungan yang aman.
Oleh karena itu, Program Pendidikan Umum 2018 pada jenjang sekolah dasar telah dirancang ke arah pembelajaran wajib 2 sesi/hari; berkat itu, mata pelajaran dan kegiatan pendidikan yang sebelumnya bersifat pilihan kini menjadi wajib seperti bahasa asing, teknologi informasi, kegiatan eksperiensial, dan lain-lain. Banyak muatan pendidikan keterampilan hidup telah mendapat perhatian dan diintegrasikan ke dalam program mata pelajaran untuk mengembangkan kualitas dan kemampuan siswa secara komprehensif.
"Program ini adalah undang-undang. Ketika ditetapkan bahwa sekolah dasar (pendidikan gratis) harus memiliki dua sesi per hari, negara perlu menginvestasikan sumber daya yang cukup dalam hal guru, fasilitas, peralatan pengajaran, dll. untuk memenuhi persyaratan penyelenggaraan pengajaran sesuai dengan durasi yang ditentukan oleh program," tegas Associate Professor Hung.
Namun, Bapak Hung juga mengemukakan bahwa: "Mungkin karena pengaruh pendidikan tradisional dan keterbatasan kondisi pelaksanaan program, banyak sekolah masih beranggapan bahwa jika mereka diizinkan menambah jam belajar anak di sekolah, mereka akan menghabiskan waktu tersebut untuk mengajar mata pelajaran "dasar" seperti matematika, sastra Vietnam, bahasa asing, dll. Oleh karena itu, makna penambahan jam belajar di sekolah untuk membantu siswa berkembang secara komprehensif belum terlaksana sesuai dengan semangat inovasi fundamental dalam pendidikan."
Menurut Bapak Hung, tujuan perancangan 2 sesi/hari pada jenjang pendidikan dasar dalam Program Pendidikan Umum tahun 2018 tentu saja bukan untuk menciptakan kondisi bagi sekolah untuk membuat kontrak dengan unit afiliasi guna memasukkan mata pelajaran dan kegiatan pendidikan di luar program, sehingga memaksa siswa dan orang tua untuk mendaftar kelas tambahan pada jam pelajaran sekolah reguler.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)