Perubahan penting lainnya adalah penghapusan pembatasan investasi properti, yang memungkinkan BUMN beroperasi lebih setara dengan sektor swasta di bidang ini. Selain itu, perusahaan dengan modal negara lebih dari 50% diizinkan untuk meminjamkan modal kepada anak perusahaan berdasarkan peraturan terpisah, sehingga menciptakan fleksibilitas keuangan yang lebih besar.
Penyesuaian ini menunjukkan kemajuan dalam reformasi pengelolaan modal negara, peningkatan otonomi usaha, dan mendorong sektor BUMN untuk beroperasi lebih efektif dan transparan. Dengan demikian, setelah dikeluarkannya Resolusi 68 tentang Pembangunan Ekonomi Swasta, yang menegaskan peran penting sektor ekonomi swasta sebagai penggerak perekonomian nasional, peran sektor BUMN dalam perekonomian negara tidak berkurang.
Saat ini, Vietnam memiliki lebih dari 670 BUMN, dengan sekitar dua pertiganya 100% milik negara, sementara sisanya merupakan BUMN dengan modal dasar lebih dari 50%. BUMN berperan dalam menyediakan barang dan jasa publik; memecahkan masalah ketenagakerjaan; menciptakan dana publik; dan meningkatkan akses terhadap layanan publik. Meskipun jumlah BUMN hanya 0,3% dari total perusahaan di Vietnam, mereka memiliki aset hampir 4 miliar VND, yang berkontribusi hampir 30% terhadap PDB.
Menurut Menteri Keuangan Nguyen Van Thang, negara telah "membuka sepenuhnya kelembagaan" bagi badan usaha milik negara. Selain peraturan baru yang akan segera berlaku, Pemerintah juga telah mengajukan kepada Majelis Nasional untuk diamandemen serangkaian peraturan terkait operasional badan usaha, seperti undang-undang tentang penanaman modal, lelang, undang-undang perpajakan, dll. Negara hanya mengelola kontribusi modal pada badan usaha, sementara badan usaha milik negara memiliki hak untuk proaktif dan menentukan nasib sendiri dalam berbagai hal seperti mekanisme gaji, bonus, peningkatan modal, dll.
Dengan demikian, kisah inovasi dalam pemikiran dan tata kelola perusahaan bukanlah yang pertama kali dibahas, tetapi memainkan peran yang sangat penting, terutama dalam konteks perubahan yang pesat di negara kita. Semua daerah dan sektor berupaya untuk merampingkan dan meningkatkan efisiensi operasional, sehingga BUMN tidak dapat diabaikan. Sebaliknya, dukungan bagi BUMN untuk mengembangkan perannya dengan baik sangatlah tepat waktu dan sangat diperlukan.
Bagi Kota Ho Chi Minh, pembentukan megakota adalah saatnya untuk menciptakan lebih banyak sumber daya guna berkontribusi pada pertumbuhan. Dalam pertemuan sosial-ekonomi pertama Kota Ho Chi Minh setelah merger baru-baru ini, Bapak Nguyen Van Hung, Ketua Dewan Direksi Becamex, mengusulkan untuk melanjutkan penerapan kebijakan sebelumnya, mempercayakan dan menugaskan tugas kepada perusahaan-perusahaan, tidak hanya Becamex sendiri tetapi juga perusahaan milik negara dan perusahaan swasta pada umumnya.
Ini merupakan sumber daya yang sangat besar yang perlu dimanfaatkan secara efektif untuk berkontribusi pada pembangunan kota dan negara. Faktanya, Becamex merupakan salah satu contoh BUMN yang sukses, berkat mekanisme yang fleksibel dan dukungan kebijakan yang tepat. Hingga saat ini, Komite Rakyat Kota Ho Chi Minh telah memberikan tugas-tugas khusus kepada BUMN afiliasinya, terutama berkontribusi dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi dua digit tahun ini.
Dalam jangka panjang, BUMN harus memainkan peran pionir, memimpin dan menjadi kekuatan pionir di berbagai bidang utama, termasuk inovasi, transformasi digital, pengembangan kelembagaan, ekonomi hijau, ekonomi digital, ekonomi sirkular, jaminan sosial, pengembangan merek Vietnam, dan integrasi rantai nilai global. Departemen dan cabang harus secara aktif mendukung dan menghilangkan hambatan bagi BUMN. Perusahaan-perusahaan sendiri harus secara proaktif bertransformasi, terus menjadi kekuatan pionir di berbagai bidang strategis, dan berkontribusi memajukan negara di era baru.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/vai-tro-dan-dat-cua-doanh-nghiep-nha-nuoc-post803760.html
Komentar (0)