Resolusi No. 71-NQ/TW Politbiro tentang terobosan dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan telah mengusulkan kebijakan membangun seperangkat buku teks terpadu di seluruh negeri, yang bertujuan untuk menyediakannya secara gratis bagi semua siswa pada tahun 2030.
Mendukung kebijakan ini, Dr. Nguyen Van Kha - pakar pendidikan di Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa menyatukan seperangkat buku teks akan membawa banyak manfaat praktis bagi guru, siswa, dan orang tua.
Menurut Dr. Kha, hanya dengan menggunakan satu set buku teks, guru dapat memahami pengetahuan yang perlu mereka sampaikan dengan kuat dan mendalam. Materi ajar hanya perlu disesuaikan setiap tahunnya agar sesuai dengan kenyataan, tanpa perlu membangun ulang dari awal, sehingga menghemat banyak waktu dan tenaga.
Bagi siswa dan orang tua, manfaat pertama adalah dapat menggunakan kembali buku pelajaran dari tahun sebelumnya, yang berkontribusi pada pengurangan sampah. Jika perlu membeli buku baru, orang tua juga dapat dengan mudah menemukannya di toko buku. "Orang tua juga lebih mudah membimbing dan mendukung siswa belajar di rumah karena mereka hanya perlu fokus pada satu set buku saja," ujar Dr. Kha.

Namun, Dr. Nguyen Van Kha mengatakan bahwa konversi dari banyak set buku teks yang ada ke satu set terpadu merupakan tantangan besar, yang membutuhkan sumber daya yang signifikan untuk diimplementasikan. Ia merekomendasikan agar Kementerian Pendidikan dan Pelatihan serta lembaga manajemen perlu mengatasi lima isu utama.
Pertama, buatlah peta jalan yang jelas dan terbuka. Kementerian Pendidikan dan Pelatihan perlu mengumumkan peta jalan khusus untuk memastikan bahwa ketika buku-buku baru selesai dibuat, buku-buku cetak lama akan digunakan, sehingga mencegah pemborosan.
Kedua, transparansi dalam pemilihan kelompok penulis. Pemilihan kelompok kompilasi buku perlu dilakukan secara publik dan transparan, mungkin melalui proses lelang untuk meningkatkan kualitas seri buku dan menjamin hak-hak mahasiswa.
Ketiga, tingkatkan kualitas inspeksi. Tim inspeksi buku perlu dievaluasi secara cermat oleh lembaga pengelola. Mereka yang terlibat harus memiliki kualifikasi profesional yang tinggi dan pemahaman yang mendalam tentang mahasiswa dan sistem pendidikan Vietnam.
Keempat, sensor konten yang ketat. Konten buku teks perlu disensor secara ketat sebelum digunakan untuk meminimalkan kesalahan.
Kelima, latih guru sebelum implementasi. Guru perlu dilatih dan dibimbing secara menyeluruh agar dapat menggunakan buku teks baru secara efektif dalam mengajar.

Menurut Dr. Nguyen Van Kha, kebijakan penyediaan buku pelajaran gratis bagi siswa di semua jenjang merupakan kebijakan yang manusiawi, menunjukkan kepedulian Partai dan Negara yang mendalam terhadap pendidikan. Ini merupakan tindakan praktis yang membantu masyarakat mengurangi beban keuangan dalam proses belajar anak-anak mereka.
Namun, Dr. Kha juga menyatakan kekhawatirannya tentang risiko pemborosan jika tidak ada tindakan pengelolaan yang tepat.
Dulu, dalam keluarga yang sama, jika buku pelajaran masih bisa digunakan, kakak-kakak bisa menitipkannya kepada adik-adik untuk dipelajari, sehingga membentuk mentalitas untuk melestarikan dan menjaga buku. Namun, ketika buku dibagikan secara gratis, banyak siswa tidak lagi menghargai dan menyayangi buku seperti sebelumnya.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan rencana untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan dan melestarikan buku pelajaran. Hal ini merupakan faktor penting untuk mengimplementasikan semangat kebijakan dengan baik, sekaligus memaksimalkan nilai kemanusiaannya.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/chuyen-gia-kien-nghi-5-giai-phap-cho-bo-sach-giao-khoa-thong-nhat-post748187.html






Komentar (0)