15 Agustus, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan menerbitkan Dokumen No. 4798/BGD&DT-NGCBQLGD kepada Komite Rakyat provinsi dan kota yang dikelola pusat tentang penyelesaian sejumlah kesulitan dan masalah daerah di bidang pendidikan dan pelatihan saat menerapkan pemerintahan daerah dua tingkat.
Dalam dokumen tersebut, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan juga meminta Komite Rakyat Provinsi dan Ketua Komite Rakyat Provinsi untuk mempertimbangkan dan memutuskan desentralisasi, otorisasi, dan penugasan Departemen Pendidikan dan Pelatihan untuk memimpin perekrutan, penerimaan, mobilisasi, penugasan, dan pemindahan guru dan staf di lembaga pendidikan di provinsi tersebut.
Dokumen tersebut dengan jelas menyatakan: Pasal 23 Pasal 10 Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Daerah menetapkan tugas dan wewenang Ketua Komite Rakyat Komune: "Mengarahkan dan menyelenggarakan perekrutan, penggunaan, dan pengelolaan pegawai negeri sipil dan pegawai negeri sipil di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan desentralisasi lembaga negara yang lebih tinggi". Dengan demikian, Ketua Komite Rakyat Komune hanya melaksanakan perekrutan dan penggunaan pegawai negeri sipil jika didesentralisasi.
Dalam konteks masih terbatasnya jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di tingkat kecamatan yang membidangi pendidikan dan pelatihan, serta banyak di antara mereka yang belum memiliki pengalaman dalam pengelolaan pendidikan oleh negara, maka desentralisasi kewenangan perekrutan, penerimaan, penempatan, dan mutasi guru dan pegawai pada lembaga pendidikan di provinsi kepada Dinas Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan kondisi dan kemampuan Dinas Pendidikan dan Pelatihan saat ini.
Selain itu, penugasan Dinas Pendidikan dan Pelatihan untuk memimpin rekrutmen, penerimaan, mobilisasi, penempatan, dan mutasi guru dan staf memastikan terlaksananya kebijakan pengurangan perantara, sinkronisasi kualitas rekrutmen (satu aplikasi dapat diajukan ke banyak sekolah berdasarkan hasil ujian/ujian), penghematan biaya, dan peningkatan kesempatan bagi peserta rekrutmen. Hal ini sekaligus berkontribusi dalam mengatasi situasi kelebihan/kekurangan guru dan staf di daerah serta memastikan struktur tim yang sesuai dengan jenjang pendidikan, mata pelajaran, dan kegiatan pendidikan.
Untuk tugas-tugas lain di bidang pendidikan dan pelatihan, disarankan agar Komite Rakyat Provinsi mempertimbangkan dan menugaskan Departemen Pendidikan dan Pelatihan untuk memimpin dan memberi nasihat kepada Komite Rakyat Provinsi dan Ketua Komite Rakyat Provinsi untuk menentukan desentralisasi dan otorisasi sesuai dengan kondisi aktual setempat, memastikan bahwa Departemen Pendidikan dan Pelatihan mempromosikan perannya sebagai badan khusus di bidang pendidikan, memberi nasihat dan membantu Komite Rakyat Provinsi dalam menjalankan fungsi manajemen negara di bidang pendidikan di daerah tersebut.

Menjaga stabilitas dan memastikan staf untuk mempersiapkan tahun ajaran 2025-2026
Untuk menjamin tersedianya tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga kependidikan yang cukup pada lembaga pendidikan negeri tahun ajaran 2025-2026, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan meminta kepada Pemerintah Daerah Provinsi untuk memberikan perhatian dalam menjaga stabilitas dan menjamin ketersediaan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga kependidikan pada lembaga pendidikan dalam rangka persiapan tahun ajaran 2025-2026.
Terus mengarahkan pelaksanaan rekrutmen guru dan solusi untuk memastikan penempatan staf dan tim guru prasekolah dan pendidikan umum sesuai dengan arahan Perdana Menteri dalam Surat Keputusan Perdana Menteri No. 61/CD-TTg tanggal 10 Mei 2025 tentang penyelenggaraan ujian kelulusan sekolah menengah atas, memastikan penempatan staf guru prasekolah dan pendidikan umum, serta liburan musim panas untuk anak-anak dan siswa pada tahun 2025.
Apabila perekrutan belum terlaksana, maka disarankan agar Panitia Rakyat Provinsi mempertimbangkan, mengatur pendanaan dan menandatangani kontrak kerja atau memobilisasi, menyetujui, dan mengatur posisi antar sekolah dan antar jenjang untuk memastikan kecukupan staf pada tahun ajaran baru.
Komite Rakyat Provinsi memperhatikan dan mengarahkan pelaksanaan kontrak penggantian yang tepat waktu dalam kasus cuti sakit, cuti melahirkan, pensiun, pengunduran diri atau kontrak dalam kuota gaji, kuota kontrak kerja yang tidak terpakai untuk memastikan penambahan guru, staf dan pekerja yang kekurangan di lembaga pendidikan.
Di samping kebijakan tentang tata kerja dan tata upah lembur bagi guru dan staf sesuai ketentuan, Panitia Rakyat berkepentingan dalam menciptakan kondisi penataan fasilitas, peninjauan dan renovasi perumahan rakyat, serta kebijakan pendukung sesuai kondisi riil setempat bagi tim guru dan staf guna menjamin kondisi kehidupan dan kerja tim tersebut saat melaksanakan mobilisasi, penugasan, serta pengaturan antar sekolah dan antar jenjang.
Catatan: Gunakan dokumen dan sertifikat tim yang dikeluarkan sebelum 1 Juli 2025.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, penggunaan dokumen dan sertifikat guru, staf, dan pekerja yang dikeluarkan oleh otoritas dan individu yang berwenang sebelum 1 Juli 2025 harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Klausul 2, Pasal 43 Keputusan No. 142/2025/ND-CP.
Terkait penyesuaian/perubahan keputusan pengangkatan pimpinan lembaga pendidikan akibat penyesuaian batas wilayah administrasi dan perubahan badan pengelola lembaga pendidikan, disarankan untuk menggunakan ketentuan pengangkatan dalam hal lain sebagaimana diatur dalam Pasal 26, Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2023 tentang Perubahan dan Penambahan Beberapa Pasal Peraturan Pemerintah Nomor 115 Tahun 2020 tentang Penerimaan, Penggunaan, dan Pengelolaan Pegawai Negeri Sipil.
Hitung kuota guru berdasarkan wilayah seperti sebelum pengaturan hingga instruksi baru tersedia.
Terkait dengan pelaksanaan zonasi perhitungan kuota guru sesuai ketentuan Pasal 1 Pasal 3 Surat Edaran Nomor 20/2023/TT-BGD&DT pasca-penggabungan satuan pendidikan tingkat kecamatan, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mencatat: lembaga pendidikan di kecamatan dan kelurahan pasca-penggabungan tetap menerapkan metode perhitungan kuota guru per wilayah sebagaimana sebelum adanya pengaturan hingga ada instruksi baru.
Mengenai pelaksanaan kuota siswa/kelas pada sekolah dasar dan menengah dalam hal terdapat kondisi khusus yang mengharuskan jumlah siswa/kelas lebih rendah atau lebih tinggi dari rata-rata regional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Pasal 3 Surat Edaran Nomor 20, Pemerintah Daerah Provinsi menetapkan jumlah kuota siswa/kelas yang sesuai dengan kenyataan (Pasal 4 Pasal 3 Surat Edaran Nomor 20).
Terkait dengan proses pelaksanaan, berdasarkan kondisi yang ada (sarana, tenaga kependidikan, dan sebagainya), pimpinan lembaga pendidikan melakukan perhitungan dan mengusulkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kecamatan mengenai jumlah peserta didik per kelas; Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kecamatan membahas dan melaporkan kepada Dinas Pendidikan dan Pelatihan, agar Dinas Pendidikan dan Pelatihan dapat menyampaikan kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat Provinsi untuk menetapkan jumlah peserta didik yang kurang atau lebih dari batas maksimal yang ditentukan sesuai dengan kondisi nyata masing-masing lembaga pendidikan di daerahnya, guna mengatasi hal-hal khusus yang timbul selama pelaksanaan Surat Edaran Nomor 20.
Dalam konteks pemerintahan daerah dua tingkat telah berjalan lebih dari sebulan, menjelang tahun ajaran baru 2025-2026, dokumen pedoman Kementerian Pendidikan dan Pelatihan akan membantu daerah menghilangkan kesulitan dan hambatan serta segera menyiapkan staf untuk tahun ajaran baru.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/de-nghi-giao-so-gddt-chu-tri-tuyen-dung-dieu-dong-thuyen-chuyen-giao-vien-post744256.html
Komentar (0)