Draf tersebut berisi penyesuaian penting, yang bertujuan untuk memperbarui standar internasional, mengurangi beban administratif bagi sekolah, dan mempromosikan budaya jaminan mutu sejati.
Pertama, draf tersebut memperbarui standar penilaian sesuai AUN-QA 3.0. Dengan demikian, standar dan 111 kriteria berkurang dari 25 menjadi 15 dan 60 kriteria, yang dibagi menjadi 3 kelompok: strategi - sistem - hasil.
Penyederhanaan ini membantu menghilangkan duplikasi, dengan fokus pada persyaratan inti seperti: visi, misi, strategi pengembangan, manajemen keuangan dan sumber daya manusia, inovasi, penelitian ilmiah , keterlibatan pasar tenaga kerja, dan layanan masyarakat.
Kedua, inovasi metode penilaian. Alih-alih skala 7 tingkat sebelumnya, rancangan ini menerapkan 2 tingkat penilaian: lulus dan gagal. Selain itu, tambahkan mekanisme "lulus bersyarat": lembaga pendidikan tetap dapat diakui jika memenuhi sebagian besar kriteria dan memiliki rencana peningkatan yang spesifik dalam jangka waktu tertentu.
Secara khusus, rancangan tersebut mengusulkan dua opsi untuk konsultasi; termasuk opsi untuk mengidentifikasi sejumlah kriteria bersyarat - kriteria inti yang harus dipenuhi, untuk memastikan bahwa sekolah berfokus pada fondasi sistem dan akuntabilitas agar sesuai dengan ketentuan Surat Edaran No. 04/2025/TT-BGDDT tentang akreditasi program pelatihan di semua jenjang pendidikan tinggi.
Ketiga, mengintegrasikan petunjuk penilaian kriteria dan formulir ke dalam bagian Surat Edaran dalam bentuk lampiran.
Berbeda dengan draf sebelumnya yang mewajibkan penerbitan dokumen terpisah untuk panduan tersendiri, draf ini mengintegrasikan semua pedoman penilaian kriteria dan 15 formulir ke dalam lampiran yang dilampirkan pada Surat Edaran. Hal ini membantu dokumen menjadi lebih jelas dari segi hukum, menciptakan konsistensi dalam penerapannya, dan memudahkan baik bagi institusi pendidikan maupun organisasi akreditasi.
Keempat, tambahkan peraturan khusus dan tingkatkan transparansi. Rancangan undang-undang ini memiliki peraturan terpisah untuk sekolah-sekolah di bawah Kementerian Keamanan Publik dan Kementerian Pertahanan Nasional untuk memastikan persyaratan kerahasiaan informasi. Di saat yang sama, lembaga-lembaga lain harus mengungkapkan laporan penilaian mandiri dan laporan penilaian eksternal kepada publik, yang berkontribusi pada peningkatan transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat.
Kelima, dorong penerapan teknologi dan transformasi digital. Standar dan kriteria baru ini menekankan sistem penjaminan mutu internal (IQA), manajemen informasi, dan peningkatan mutu berkelanjutan. Lembaga pendidikan perlu mengoperasikan perangkat manajemen data dan mengukur keluaran secara efektif, sehingga dapat melayani pemantauan, evaluasi, dan peningkatan mutu dengan lebih baik.
Terakhir, definisikan tanggung jawab dan pasca-penilaian dengan jelas. Draf ini menambahkan kasus pencabutan sertifikat akreditasi, dan memperjelas tanggung jawab lembaga pendidikan, organisasi akreditasi, dan badan manajemen dalam pemantauan pasca-penilaian.
Dengan poin-poin baru di atas, rancangan Surat Edaran ini bertujuan untuk mengurangi beban kerja, menyederhanakan, memodernisasi, dan mengintegrasikan, sekaligus mendorong sekolah untuk secara proaktif meningkatkan diri secara berkelanjutan, menjadi lebih transparan, dan mendekati standar internasional. Ini merupakan langkah penting dalam peta jalan inovasi dalam manajemen mutu pendidikan tinggi pada periode 2025-2030.
Lihat detail draf DI SINI.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/du-kien-nhieu-dieu-chinh-trong-kiem-dinh-chat-luong-co-so-giao-duc-dai-hoc-post746795.html
Komentar (0)