Di setiap sudut jalan, dari toko-toko kecil yang kumuh hingga restoran-restoran mewah, Taco - kue jagung kecil yang merangkum seluruh cita rasa Meksiko - tidak hanya selalu hadir sebagai kebiasaan kuliner dalam kehidupan orang-orang Meksiko, tetapi juga merupakan kegembiraan, kebanggaan, dan simbol kuliner yang menyatukan orang-orang di negara Amerika Latin ini.
Cukup melangkah keluar di pagi atau sore hari, Anda akan dengan mudah melihat asap mengepul dari gerobak-gerobak kaki lima tempat para "taqueros" (penjual taco) dengan cepat membuat tortilla, memotong daging, dan menuangkan saus pedas. Suara daging panggang dan aroma bawang bombai, ketumbar, dan jalapeño berpadu di udara, membuat siapa pun yang lewat sulit menolaknya.

Kepada wartawan VNA di Meksiko, manajer restoran Taco Juan, Carlos Pérez, mengatakan, “Ini adalah hidangan tradisional Meksiko. Orang-orang di negara saya makan Taco kapan saja, pagi, siang, dan sore hari, dan bisa menikmatinya di warung kaki lima, di rumah, atau bahkan di restoran mewah. Kami memiliki banyak jenis Taco yang menarik seperti Taco daging panggang, Taco daging sapi garam dan merica, Taco udang, Taco domba, dan kaki babi rebus... Taco yang lezat membutuhkan ketiga elemen tersebut, mulai dari kulitnya, isian di dalamnya, serta rempah-rempah, saus, dan herba yang disajikan. Restoran kami selalu ingin menghadirkan cita rasa Meksiko yang paling tradisional kepada pelanggan karena Taco adalah kebanggaan masyarakat kami.”
Tidak ada resep pasti untuk taco. Di Meksiko Utara, taco de carne asada (taco daging sapi panggang) terkenal dengan daging manis dan gurih serta tortilla jagungnya.

Sementara itu, wilayah Tengah dan Selatan lebih menyukai Taco al pastor - Taco "khusus nasional" dengan daging babi yang diasinkan, dipanggang pada poros berputar seperti shawarma Arab, disajikan dengan nanas segar, bawang bombay, dan ketumbar.
Setiap daerah dan setiap masyarakat adat memiliki variasinya sendiri, yang mencerminkan pertukaran budaya antara masakan pra-Hispanik dan pengaruh Eropa pasca-kolonial.
Menurut para peneliti kuliner, Taco berasal dari masa pra-Columbus ketika suku Aztec menggunakan tortilla jagung untuk membungkus ikan, kacang-kacangan, atau serangga sebagai bekal untuk dibawa jarak jauh. Selama berabad-abad, hidangan ini tidak hanya bertahan tetapi juga menjadi simbol identitas nasional dan persatuan bagi rakyat Meksiko.
Pada tahun 2010, UNESCO mengakui masakan tradisional Meksiko, termasuk Taco, sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, dengan demikian menyoroti nilai-nilai budaya, sosial, dan spiritual yang dibawa hidangan tersebut.

Di tengah kehidupan modern, Taco tetap mempertahankan perannya sebagai penghubung komunitas. Di trotoar, di kantor, atau di keluarga, kue kecil itu menjadi alasan bagi orang-orang untuk berhenti sejenak, mengobrol, dan berbagi.
Miguel Hernández, dari Nuevo Leon, berkata: “Saya suka makan taco di sini setiap kali mengunjungi Mexico City, terutama bersama keluarga dan teman. Setiap taco memiliki kisahnya sendiri tentang negeri ini. Namun, kesamaannya adalah kejujuran dan kesederhanaan, yang sesuai dengan semangat Meksiko.”

Sementara itu, turis Belanda Annelies Mulder berkomentar: "Taco adalah hidangan tradisional Meksiko yang terkenal, jadi saya ingin datang ke sini untuk mencobanya. Hidangan ini sangat lezat, dengan cita rasa khas negara Meksiko yang indah."
Kini, Taco telah melampaui batas Meksiko, hadir di seluruh dunia, mulai dari New York, Tokyo, hingga Hanoi. Namun, hanya di tempat kelahirannyalah orang-orang dapat sepenuhnya merasakan semangat hidangan ini.
Taco bukan hanya makanan jalanan tetapi juga kisah sejarah dan masyarakat Meksiko, yang setiap rasanya mengandung kebanggaan dan cinta terhadap tanah air.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/taco-niem-tu-hao-am-thuc-va-bieu-tuong-gan-ket-nguoi-dan-mexico-post1071582.vnp
Komentar (0)